Pembangunan stasiun pemancar atau Base Transceiver Station (BTS) Telkomsel sampai pelosok, membuat bahagia Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pemasaran produk dan jasa tetap lancar, meski ada pandemi.
Terkini.id – Wajah Dwinawan begitu sumringah. Usaha jasa daring Gotukang yang dikelola dari Kota Makassar berhasil buka cabang di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
“Ini cabang yang ke-33,” ungkap Dwinawan, Founder Gotukang kepada Terkini.id, Rabu 1 Juli 2020.
Jaringan internet yang kuat dan stabil sangat memudahkan perjalanan usaha Gotukang. Dengan membuka cabang di banyak daerah, masyarakat makin percaya dengan keberadaan Gotukang.
Dalam berbisnis, Dwinawan mengaku senang menggunakan jaringan Telkomsel. Jangkauannya sampai ke pelosok. Jika keluar kota, transaksi bisnis Gotukang tetap bisa dilakukan. Menggunakan gawai seperti telepon pintar atau laptop.
- Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik di Makassar dan Sekitarnya, Jumat 22 September
- Jadwal dan Wilayah Pemadaman Listrik di Sulawesi Selatan Hari ini Jumat 22 September 2023
- Pendaftaran PPPK Tenaga Kesehatan 2023 di Sulsel Resmi Dibuka, Simak Syaratnya
- Pemprov Sulsel Resmi Buka Pendaftaran PPPK Guru 2023, Cek Syaratnya
- Memelihara Bumi Itu Amanah!
“Kalau sedang perjalanan dari Makassar ke Parepare biasa dapat pekerjaan. Tetap termonitor,” kata Dwinawan.
Untuk perawatan dan perbaikan sistem operasi Gotukang, juga butuh jaringan internet yang lancar. Begitupula saat memperbaharui aplikasi Gotukang.
“Kalau Telkomsel insya Allah jalan terus. Karena setiap kecamatan ada tower Telkomsel,” katanya.
Jaringan internet yang lancar sangat dibutuhkan pengguna untuk mengunduh dokumen. Sebab usaha jasa Gotukang, banyak berhubungan dengan data dan gambar.
“Kalau mau cepat download harus pakai Telkomsel. Sinyalnya gak hilang-hilang,” ungkap Dwinawan.
Pengalaman Dwinawan selama menggunakan jaringan Telkomsel, membuatnya makin percaya dengan Telkomsel. Sejak berdiri sampai sekarang, Gotukang selalu menggunakan jaringan Telkomsel.
“HP, rumah, dan kantor pakai jaringan Telkomsel,” katanya.
Gotukang adalah usaha jasa berbasis web dan aplikasi. Marketplace di bidang konstruksi dan pengembang.
Usaha digital yang mempertemukan sumber daya manusia yang memiliki keahlian di bidang konstruksi dengan pengguna.
Lewat Gotukang, Dwinawan mempertemukan tukang, mandor, pemborong, konsultan, kontraktor, petugas pemasaran, penyalur, dan pengusaha ekspedisi angkutan material bahan bangunan dengan konsumen.
Gotukang juga menyiapkan layanan untuk arsitek, insinyur, pemilik tanah, toko bangunan, distributor material, leveransir, dan notaris.
Selama pandemi Covid-19, usaha jasa seperti Gotukang sangat dibutuhkan. Gotukang pun gencar membuka agen di tingkat kecamatan, kabupaten atau kota, dan tingkat provinsi.
“Kami tidak menyerah atau PHK karyawan saat pandemi. Sebaliknya, kami memulai ekspansi ke berbagai daerah,” ungkap Dwinawan.
Dengan pegawai kurang dari 10 orang, Gotukang Indonesia sudah mempunyai ribuan orang pengguna. Dengan berbagai macam profesi, dari Sabang sampai Merauke.
Mitra Gotukang sudah mencapi 400 orang. Dengan berbagai macam keahlian.
“Ke depan kami terus membuka peluang kerjasama saling menguntungkan, dengan semua mitra kami di seluruh Indonesia,” ungkap Dwinawan.
Meski pemerintah membatasi pergerakan orang, usaha Gotukang tetap berjalan. Karena bisa diakses secara daring. Mitra Gotukang dapat menerima pekerjaan sampai ke kecamatan dan pelosok desa.
“Sekarang ada teknologi 4G Pak. Dan internet, terutama Telkomsel kan setiap kecamatan ada BTS,” ungkap Dwinawan.
Setiap bulan Gotukang rata-rata bisa mendapatkan 10 pekerjaan. Dengan nilai satu pekerjaan bisa mencapai puluhan juta rupiah.
“Misalnya dapat proyek renovasi rumah. Waktu pekerjaannya bisa berbulan-bulan,” kata Dwinawan.
Dia berharap, usaha Gotukang bisa membuka lapangan kerja kepada banyak orang. Khususnya di masa pandemi.
Dwinawan mengaku hanya mengambil sedikit keuntungan dari setiap transaksi yang terjadi lewat Gotukang.
Kalau hanya mengejar keuntungan, kata Dwinawan, Gotukang belum bisa dibilang sukses dan untung besar seperti usaha aplikasi ojek online.
Alasan Dwinawan, usahanya masih memiliki kelemahan. Misalnya ketika tukang atau mitra dan pengguna sudah pernah bertemu, kadang komunikasinya sudah tidak lewat aplikasi Gotukang lagi.
Jika ada pekerjaan baru, pengguna bisa langsung melakukan komunikasi dengan mitra. “Tidak lewat kami lagi,” katanya.
“Tapi tidak masalah, niat kami kan membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya,” tambah Dwinawan.
Sejak tahun 2016, bekerja keras memberikan layanan maksimal kepada pengguna, membuat Gotukang mulai diminati beberapa investor.
Ada investor dari luar negeri yang sudah menjalin komunikasi. Tertarik mengembangkan usaha Gotukang.
“Mereka (investor) mau investasi dan menjalankan bisnis anti riba. Semoga bisa terealisasi,” kata Dwinawan.

Hal yang sama juga dirasakan pelaku UMKM di Kabupaten Kepulauan Selayar. Pandemi yang sudah berlangsung berbulan-bulan memberi dampak positif.
Mendatangkan keuntungan bagi sejumlah pengusaha kecil di Selayar. Produk UMKM dari Kabupaten Selayar bisa dijual secara daring.
Penjual dan pembeli tetap terhubung dengan hadirnya teknologi dan jaringan komunikasi Telkomsel yang lancar. Khususnya di wilayah kepulauan Selayar.
“Kami pakai Telkomsel. Meski di pulau seperti saat ini, masih bisa kendalikan usaha,” ungkap Direktur Econatural Society Ziaul Haq Nawawi.
Menurut Ziaul, selama pandemi hanya manusia saja yang dibatasi pergerakannya. Lalu lintas barang tetap lancar.
Sejak pandemi diumumkan di Indonesia, Ziaul yang juga bekerja sebagai fasilitator dan tenaga pendamping pemberdayaan masyarakat ikut mengurung diri dan keluarga di Kepulauan Selayar.
Aktivitas Ziaul yang membutuhkan mobilitas tinggi harus beradaptasi dengan kebiasaan baru. Bekerja dari rumah.
Dari rumah, Ziaul tetap produktif. Membina beberapa pengusaha mikro. Ikut membantu pemasaran beberapa produk yang selama pandemi makin meningkat permintaannya.
Produk UMKM yang banyak laku selama pemerintah mengimbau warga bekerja di rumah adalah produk makanan, pertanian, dan hasil perikanan.
Dari Kepulauan Selayar, produk seperti minyak kelapa, abon ikan, terasi, kunyit, ebi, ikan asin, tepung ayam goreng, dan cabe laris manis.
Pemasarannya sangat mudah. Sebab warga semakin banyak menghabiskan waktu berkomunikasi dengan telepon pintar.
“60 persen hidup masyarakat ada di media sosial,” ungkap Ziaul.
Kesempatan ini pun dimanfaatkan untuk mempromosikan produk khas UMKM. Produk yang sulit ditemukan dalam toko-toko modern di perkotaan.
Meski tinggal jauh di Kepulauan Selayar, Ziaul dan beberapa pelaku UMKM tetap bekerja dan mendapatkan rupiah di masa pandemi.
Mengirim barang ke Kota Makassar dan beberapa daerah di Sulawesi Selatan. Menggunakan jasa kurir.
“Ini salah satu hikmah pandemi. Komunikasi bisnis hanya lewat telepon,” ungkap Ziaul.
Jarak antara Kota Makassar dan Kepulauan Selayar jika melalui jalan darat dan laut sekitar 291 Kilometer.
Jika ingin cepat, warga bisa menggunakan pesawat. Tentu dengan biaya yang lebih mahal.
Karena pergerakan manusia dibatasi. Pengusaha atau warga tidak bisa melakukan perjalanan bisnis ke luar kota.
“Untungnya komunikasi lancar. Selama pandemi, penggunaan paket data yang meningkat,” ungkap Ziaul.

Muhammad Idham Kadir, General Manager Network Operation and Quality Management Telkomsel Sulawesi mengatakan, Telkomsel terus berkomitmen memperluas jaringan komunikasi di tanah air. Membantu masyarakat agar tetap terhubung dan tetap produktif.
Untuk wilayah Sulawesi, Telkomsel sudah menjangkau sekitar 97,7 persen wilayah Kecamatan. Masih terdapat sekitar 23 kecamatan yang belum terlayani. Dari total 982 Kecamatan di Sulawesi.
Telkomsel akan terus melakukan ekspansi. Melayani kebutuhan telekomunikasi masyarakat di Sulawesi.
Terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten atau kota, untuk kebutuhan jaringan. Menunggu kesiapan infrastruktur daerah, seperti jaringan listrik hingga akses transportasi.
Tidak hanya jangkauan layanan, Telkomsel juga terus berkomitmen meningkatkan kualitas jaringan. “Khususnya 4G, agar bisa dinikmati secara merata oleh masyarakat,” ungkap Idham.
Selama pandemi, transaksi data Telkomsel tercatat naik signifikan. Sekitar 15-20 persen. Sedangkan lalu lintas panggilan suara atau voice dan pesan singkat atau SMS mengalami penurunan.
Hingga akhir tahun 2020, kata Idham, Telkomsel akan menambah 1000 BTS 4G di seluruh Sulawesi.
Jumlah BTS 4G Telkomsel dua kali lebih banyak dibanding BTS 3G. Sejalan dengan kemajuan alat komunikasi pelanggan.
Semakin banyak alat komunikasi yang mendukung teknologi 4G. Secara pengalaman, pelanggan juga akan lebih nyaman saat menggunakan layanan broadband 4G.
Idham mengatakan, layanan 4G Telkomsel tidak hanya bisa dinikmati masyarakat di perkotaan. “Alhamdulillah untuk wilayah kepulauan seperti Selayar dan Pangkep juga terus kita perluas jangkauan dan layanan broadband 4G,” kata Idham.
Untuk daerah pegunungan seperti Toraja dan Enrekang juga masih terus dilakukan penambahan BTS. Dengan melihat potensi, hingga kesiapan infrastruktur di daerah.
Dia mengatakan, kendala utama dalam pembangunan BTS adalah kesediaan listrik serta transportasi BTS. Hal ini menjadi tantangan besar untuk menjangkau daerah pedesaan.
“Baik di pegunungan maupun kepulauan,” katanya.
Sebagai solusi, agar masyarakat tetap terhubung, Telkomsel harus menggunakan energi alternatif.
“Seperti solar cell untuk menjangkau daerah terluar,” ungkap Idham.
Agustiyono, Vice President Consumer Sales Area Pamasuka Telkomsel mengatakan, Telkomsel hadir untuk memastikan internet bisa dimanfaatkan dengan baik.
“Memberikan keuntungan,” kata Agustiyono.
Saat ini jumlah pelanggan Telkomsel di indonesia sudah mencapai 170 juta. Sebanyak 150 juta pelanggan sudah terhubung dengan internet. Sementara 20 juta pelanggan masih memanfaatkan layanan suara dan pesan singkat.
“Telkomsel berkomitmen membangun jaringan dari Sabang sampai Merauke,” katanya.