Terkini.id, Makassar – Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan menyebut ekspor dan impor di Sulawesi Selatan sama-sama merosot pada Januari 2020.
“Ekspor dan impor mengalami penurunan pada Januari 2020,” kata Kepala BPS Sulsel Yos Rudiansyah, Senin, 2 Maret 2020.
Nilai Ekspor yang dikirim melalui pelabuhan Sulsel pada Januari tercatat mencapai US$ 70,67 juta. Angka ini mengalami penurunan 42,55 persen bila dibandingkan ekspor bulan Desember 2019.
Hanya saja, capaian Januari 2020 tercatat mengalami peningkatan sebesar 10,19 persen dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 64,13 juta.
Adapun 5 komoditas utama yang diekspor pada Januari 2020, antara lain, nikel; lak, getah, dan damar; ikan, udang, dan hewan air tidak bertulang belakang; biji-bijian berminyak dan tanaman obat, serta besi dan baja dengan presentasi masing-masing sebesar 76,97 persen, 6,39 persen, 3,20 persen, 2,61 persen, dan 2,34 persen.
- Gubernur Sulsel Lepas Ekspor Produk Halal ke 10 Negara, Nilainya Capai 4,55 Juta Dollar
- Gubernur Sulsel Akan Lepas Ekspor Produk halal Andalan, Nilainya Mencapai Rp66,43 Miliar
- Rapsel Ali Bersama Kemendag Sosialisasi Pengembangan Ekspor
- Gubernur Sulsel Lepas Ekspor Komoditas Perikanan Senilai Rp6,5 Miliar
- Jokowi Ngeluh Produsen Minyak Goreng Inginnya Ekspor, Netizen: Mundur Saja Jok! Kalau Tidak Sanggup Urus Negara!
Yos mengatakan sebagian besar ekspor pada bulan Januari 2020 ditujukan ke Jepang, Tiongkok. Vietnam, Timor Leste, dan Filipina dengan proporsi masing-masing 79,66 persen, 11,03 persen, 1,72 persen, 1,61 persen, dan 1,23 persen.
Sementara, nilai impor yang dibongkar lewat beberapa pelabuhan di Provinsi Sulsel pada bulan Januari 2020 tercatat mencapai US$ 120,34 juta.
“Angka ini mengalami penurunan 18,23 persen dibandingkan bulan Desember 2019 yang mencapai US$ 147,17 juta,” kata dia.
Lima kelompok komoditas utama yang diimpor pada bulan Januari 2020 yaitu pesawat terbang dan bagiannya; bahan bakar mineral; gandum-ganduman; mesin-mesin atau pesawat mekanik, serta ampas atau sisa industri makanan dengan distribusi presentasi masing-masing sebesar 36,33 persen, 22,21 persen, 14,32 persen,9,67 persen, dan 6,75 persen.
Sebagian besar impor didatangkan dari Rusia, Singapura, Ukraina, Tiongkok, dan Malaysia dengan proporsi masing-masinh 35,57 persen, 16,34 persen, 9,16 persen, 7,88 persen, dan 7,30 persen.