Terkini.id, Jakarta – Partai Demokrat melalui politikusnya, Benny Kabur Harman atau dikenal dengan Benny K Harman memberikan respon atas usulan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo untuk memikirkan kembali pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang.
Dalam hal ini, Benny K Harman menyampaikan dengan tegas bahwa tidak ada asalan sama sekali untuk menunda Pemilu 2024 hanya demi mempertahankan kekuasaan.
Menurut Benny K Harman, jika Pemilu 2024 ditunda, maka lembaga penting negara seperti DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden tidak lagi memiliki legitimasi.
Narasi Benny K Harman ini ditulis melalui sebuah cuitannya di akun media sosial Twitter pribadinya sebagaimana dilihat pada, Kamis 8 Desember 2022.
“Jika pemilu ditunda, DPR, DPD dan Presiden/Wakil Presiden tidak punya legitimasi lagi”, kata Benny K Harman.

- Benny K Harman Usir Wamenkum HAM dari Rapat Kerja
- Politisi Demokrat Singgung Keberadaan Buzzer: Power of Reason Tergusur oleh Power of Money
- Aswanto Dicopot Dari Hakim MK, Benny K Harman: Melawan Kehendak Rezim Dicopot Tanpa Due Process of Law
- Benny K Harman: Sekarang Korupsi Menjadi Kejahatan Biasa, Bukan Lagi Dilakukan di Ruang Gelap
- Sebut Publik Dibohongi Polisi, Benny K Harman Usul Kapolri Dinonaktifkan, DPR Keluarkan Penolakan
Selain itu, dia juga mengatakan kepada TNI/Polri untuk tidak mudah diperalat hanya untuk memberikan pengamanan kepada pemimpin yang tidak memiliki legitimasi untuk rakyat.
Politisi Demokrat ini menegaskan jika satu-satunya alasan untuk bisa menunda Pemilu 2024 yakni untuk melanggengkan kekuasaan dan menurutnya, kudeta konstitusi sangat berbahaya.
“TNI/POLRI jangan mau diperalat untuk mengamankan presiden yang tidak punya legitimasi rakyat. Tidak ada dasar dan alasan menunda Pemilu selain untuk tetap berkuasa. Kudeta konstitusi sangat danger. #RakyatMonitor#”, kata Benny K Harman.
Diwartakan sebelumnya, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyarakan untuk memikirkan kembali pelaksanaan Pemilu 2024 dengan pertimbangan suhu politik menjelang pesta demokrasi yang memanas.
Selain itu, pertimbangan lainnya menurut pria yang akrab disapa Bamsoet itu yakni kondisi saat ini masih dalam tahap pemulihan setelah dihajar pandemi Covid-19.
“Tentu kita juga mesti menghitung kembali karena kita tahu bahwa penyelenggaraan pemilu selalu berpotensi memanaskan suhu politik nasional baik menjelang, selama, hingga pasca penyelenggaraan pemilu”, kata Bamsoet seperti dikutip dari laman Kompas.com.
Dia kembali menyampaikan jika ini harus dihitung secara matang sebelum melaksanakan Pemilu 2024, apakah ini benar menjadi sebuah momentum yang tepat sementara kondisi saat ini masih dalam tahap pemulihan setelah dihajar habis-habisan oleh Pandemi Covid-19.
“Nah ini juga harus dihitung betul, apakah momentumnya tepat dalam era kita tengah berupaya melakukan recovery bersama terhadap situasi ini. Dan antisipasi, adaptasi terhadap ancaman global seperti ekonomi, bencana alam, dan seterusnya”, ujarnya.