Disebut Undervalue 12 Persen, Harga Emas Berpotensi Meroket tapi Investor Diimbau Hati-hati
Komentar

Disebut Undervalue 12 Persen, Harga Emas Berpotensi Meroket tapi Investor Diimbau Hati-hati

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Disebut undervalue 12 Persen, harga emas berpotensi meroket tapi investor diimbau hati-hati. Harga emas dunia resistan dan mampu bertahan di atas 1.800 dolar AS per troy ons sejak Jumat 27 Agustus 2021 pekan lalu, yang menjadi kabar bagus bagi investor emas.

Pasalnya, banyak analis menganggap level tersebut sebagai kunci pergerakan emas ke depannya.

Kabar baiknya lagi, menurut Direktur Riset WisdomTree Nitesh Shah, harga emas saat ini disebut undervalue 12 persen. Dengan begitu, ia melihat posisi dolar AS, suku bunga, dan inflasi, emas seharusnya diperdagangkan di kisaran 2.000 per troy ons.

“Emas menghadapi banyak tantangan, tetapi harganya jauh di bawah seharusnya dan kita akan melihat harga akan bergerak naik,” imbuh Shah, seperti dilansir Kitco, Selasa 31 Agustus 2021.

Seperti dilansir dari CNBC, Kamis 2 September 2021, Shah memprediksi harga emas akan mencapai 1.970 dolar AS per troy ons di kuartal keempat 2021, kemudian kembali turun 1.860 dolar AS per troy ons di kuartal kedua 2021. Penyebabnya, bank sentral AS (The Fed) akan melakukan tapering di akhir tahun ini.

Shah menambahkan, pasar emas akan sangat tergantung dari rapat kebijakan moneter The Fed pada September 2021 ini, lantaran ada ekspektasi akan diumumkan detail tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).

Selain tapering, outlook inflasi The Fed juga akan mempengaruhi proyeksi emas.

Sebelum ke pengumuman kebijakan moneter The Fed pada Kamis 23 September 2021 dini hari waktu Indonesia, perhatian akan tertuju pada rilis data tenaga kerja AS Jumat 3 September 2021 besok. Data tersebut dikatakan menjadi kunci kapan The Fed akan melakukan tapering.

Oleh karena itu, investor emas patut waspada sebelum rilis data tersebut.

Hasil survei Reuters menunjukkan, data non-farm payrolls (NFP) atau penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian, yang diperkirakan sebanyak 750 orang di Agustus 2021. Kemudian, tingkat pengangguran diprediksi turun menjadi 5,2 persen dari sebelumnya 5,4 persen. Selain itu, ada juga rata-rata upah per jam.

Pergerakan emas dalam dua hari terakhir yang hanya menguat tipis-tipis menunjukkan jika pasar tengah menanti rilis data tenaga kerja tersebut.

Jika data tersebut dirilis lebih bagus dari prediksi, spekulasi tapering akan dilakukan lebih cepat tentunya akan menguat, dan memukul emas. Sebaliknya, jika lebih buruk dari prediksi maka emas berpotensi meroket.