Terkini.id, Jakarta – Arief Poyuono Eks Politisi Partai Gerindra, mengungkapkan alasan mengapa Indonesia selama ini selalu dipimpin orang dari etnis Jawa.
Menurut Arief, tokoh di luar Jawa tidak akan sanggup mengalahkan etnis Jawa yang mayoritas memimpin bangsa ini sejak Indonesia berdiri.
Ia bahkan menilai, calon presiden (capres) dari luar Jawa kan kesulitan untuk maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Meski begitu, politikus ini yakin capres dari Jawa mampu dikalahkan oleh tokoh dari etnis Tianghoa.
Selain itu, untuk Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bisa maju ke Pilpres 2024 karena memiliki campuran etnis.
- Polemik Ijazah Palsu, Arief Poyuono: Kalau Palsu, Tidak Mungkin Diterima Kerja di PT KKA
- Politikus Gerindra Sebut Anies Baswedan Tidak Becus Urus Banjir Jakarta
- Arief Poyuono Ingin Jokowi Tetap Presiden, Netizen: Keluar dari Parpol Oposan Jadi Waras
- Ingin Jokowi Tetap Presiden, Arief Poyuono: Capres Sekarang Kerjanya Nol
- Sebut Desmond J Mahesa Kekurangan Obat, Arief Poyuono: Ada yang Enggak Beres!
Hal ini disampaikannya dalam diskusi Total Politik bertajuk ‘Haruskah Presiden Orang Jawa?’ pada Minggu, 19 Desember 2021 lalu.
“Dari awal mana ada orang di luar Jawa kecuali memang misalnya Mas Anies yang setengah timur tengah dia masuklah dalam kontestasi presiden, nah yang bisa kalahkan jawa itu hanya Tianghoa,” ungkap Arief. Dilansir dari Galamedia. Selasa, 21 Desember 2021.
Lebih lanjut, Arief mengatakan bahwa bila ada capres dari etnis Tianghoa dan beragama Muslim, maka dipastikan sosok itu akan didukung bahkan memenangkan kontestasi Pilpres 2024.
“Tapi sayangnya tidak ada (orang) Tianghoa yang mau maju. Kalau dia mau maju, gagal. Apalagi Tionghoanya Muslim wah itu tidak ada yang ngalahin itu,” katanya.
Kendati begitu, Arief tetap kekeuh bahwa pemimpin Tanah Air harus dari etnis Jawa.
Dia berpendapat, pemimpin dari kalangan Jawa merupakan bagian dari tradisi kepemimpinan Indonesia. Jikapun ada dari luar Jawa maka dipastikan tidak akan menang.
“Presiden harus dan pasti orang Jawa, yang lain boleh mencalonkan tapi percuma habis nanti karena ada 20 persen threshold-nya, karena akan kalah,” tegasnya.
Bahkan, kata dia, Jusuf Kalla sudah mengakui hal ini dulu.
“Pak JK sendiri kan sudah ngakuin kan, ngakuin yang menang pasti matoritas Jawa, karena dulu dia lawan siapa itu wakilnya itu Wiranto 12 presen kan,” pungkasnya.