Terkini.id, Jakarta – Pendakwah kontroversi Sugi Nur Raharji alias Gus Nur memberi pernyataan bahwa solusi atas makin berkuasanya ‘cukong’ di negara ini adalah dengan menenggelamkan istana ke dalam bumi.
Hal itu lantaran Gus Nur melihat saat ini sudah tidak ada yang dapat dipercaya sebab semuanya sudah diatur oleh cukong atau bandar.
“Negeri ini sudah dikuasai cukong. Jadi peta tanah pertiwi ini seolah-olah bandar dadu aja. Ini ada cukongnya yang ngga pernah mau masuk tv, ngga terkenal, ngga pernah masuk koran, tapi punya tv punya koran,” ujar Gus Nur melalui YouTube pribadinya Gus Nur 13 Official pada Senin 14 Maret 2022.
“Dan dia bisa menciptakan dua kandidat sekaligus, jadi ada kandidat yang diseting bajingan dan ada kandidat yang diseting pahlawan,” sambungnya.
Masing-masing kandidat tersebut, sengaja diseting agar seolah-olah berada pada dua pihak yang bertentangan padahal itu merupakan bagian dari skema. Padahal sebenarnya sama saja. Sebab siapa pun yang kemudian terpilih, maka pemenangnya merujuk pada bandar yang sama.
Gus Nur mencontohkan Anies Baswedan yang saat ini, banyak menjadi perhatian lantaran disebut-sebut dapat diandalkan untuk membela kepentingan umat Islam.
Namun menurut Gus Nur, kita tidak dapat sepenuhnya percaya dan menaruh harapan pada sosok tersebut demikian kepada para politisi lain.
“Di depan mata kita ini kan sekarang bajingan kabeh, terus tiba-tiba muncul sosok Anies Baswedan yang menurut kita baik ini harapan, ya gak masalah sampean berharap seperti itu, sejauh Anies Baswedan di belakangnya ngga ada cukong,” tuturnya.
Masalahnya, menurut Gus Nur, sistem politik Indonesia sudah dapat dipastikan semua dikuasai oleh cukong yang mengatur semuanya sehingga meminggirkan hak rakyat.
“Munafik semua, pembohong semua, ngga ada pak, demi Allah ngga ada,” tegasnya.
Menghadapi persoalan pelik tersebut, Gus Nur membayangkan Istana negara itu ditenggelamkan sehingga persoalan tersebut bisa selesai.
“Kadang-kadang saya menghayal kayak anak kecil, kayaknya solusinya cuman satu ini, istana itu ditelan bumi, likuifaksi, kaya di Palu itu, buminya terbelah istananya masuk digulung, ah itu kayaknya selesai,” ujarnya.
“Tapi kan namanya khayalan anak-anak ya kalau diaminkan gak papa yah,” sambungnya.