Harga Sawit Anjlok, Netizen Sebut Ada Kepanikan Diakhir Jabatan: Dampaknya Pada Kebijakan tidak Tepat Sasaran
Komentar

Harga Sawit Anjlok, Netizen Sebut Ada Kepanikan Diakhir Jabatan: Dampaknya Pada Kebijakan tidak Tepat Sasaran

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Harga jual sawit di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu anjlok, petani pun membiarkan buah membusuk di pohon karena per kilogramnya hanya dihargai Rp 950 dari harga sebelumnya Rp. 3.230 perkilo.

Penurunan harga jual sawit ini mengundang reaksi masyarakat pengguna media sosial atau dikenal dengan netizen yang mengatakan bahwa ada kepanikan yang dirasakan pemerintah di akhir masa jabatannya sehingga kebijakan yang dikeluarkan tidak pro rakyat dan tidak tepat sasaran.

Menurut netizen, kebijakan yang diambil pemerintah seperti menstop ekspor sawit dampaknya akan ke penurunan harga yang merugikan para petani sawit.

“Semakin mendekati akhir jabatan, timbul kepanikan dan kegelisahan yang berdampak pada kebijakan yang tidak tepat sasaran”, komentar netizen, dikutip dari kolom komentar KompasTv, Rabu 27 April 2022.

Harga Sawit Anjlok, Netizen Sebut Ada Kepanikan Diakhir Jabatan: Dampaknya Pada Kebijakan tidak Tepat Sasaran

Para petani di Bengkulu mengeluhkan harga sawit yang sangat murah sehingga sawit dibiarkan membusuk di pohon, meskipun dijual, hasilnya tidak akan menutupi modal panen.

DPRD Kota Makassar 2023

“Ada puluhan hektar kebun sawit yang buahnya siap panen tidak dipanen petani karena tidak kembali modal panen”, kata salah satu petani sawit, dikutip dari laman KompasTv.

Dia sangat menyayangkan penurunan harga sawit ini, apalagi penurunan ini terjadi menjelang hari raya idul fitri 1443 H.

Petani mengaku kecewa karena batal panen. Buah yang terlanjur dipanen pun harus dijual murah kepada pengepul.

“Bagi buah yang terlanjur dipanen maka dijual murah. Sementara buah yang belum dipanen dibiarkan membusuk di batang”, sambungya.

Momen anjloknya harga kelapa sawit ini bersamaan dengan kebijakan pemerintah yang melarang ekspor bahan baku minyak goreng.

Padahal, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto melalui keterangan tertulisnya mengatakan bahwa perusahan yang tidak memproduksi refined bleached and deodorized atau RBD palm oilen diharapkan untuk tetap membeli Tandan Buah Segar (TBS) dari petani sesuai dengan harga yang wajar.

“Untuk yang lain ini tentunta diharapkan para perusahaan masih tetap membeli TBS dari petani sesuai dengan harga yang wajar”, kata Airlangga.

Sementara itu, netizen mengatakan bahwa Presiden Jokowi sukses menekan harga sawit untuk para oligarki, sementara harga minyak goreng untuk masyarakat harganya masih tinggi.

Harga Sawit Anjlok, Netizen Sebut Ada Kepanikan Diakhir Jabatan: Dampaknya Pada Kebijakan tidak Tepat Sasaran

“Jokowi sukses menekan harga sawit untuk oligarki, sementara harga minyak goreng tetap mahal”, komentar netizen.