Terkini.id, jakarta – Beberapa waktu lalu Netflix menayangkan sebuah film dokumenter berjudul ‘I am Vanessa Guillen’ yang disutradarai oleh Christy Wagener
Kisah tentang seorang prajurit wanita muda, Vanessa Guillen yang hilang pada tahun 2020. Memperlihatkan bagaimana para tentara Angkatan Darat AS menyembunyikan masalah tersebut dan kesalahan yang dilakukan oleh beberapa anggota mereka.
Bagaimana perjuangan keluarga untuk mencoba membawa perubahan hukum setelah peristiwa mengenaskan menimpah anggota keluarga mereka, hingga harus berhadapan dengan para tentara yang menjadi masalah besar dalam hidup mereka.
Siapa Vanessa Guillen?
Vanessa Guillen seorang gadis yang lahir dan besar di Houston, Texas, Amerika Serikat. Namun meski demikian, kedua orang tua Vanessa merupakan imigran dari Meksiko.
Sejak kecil Vanessa merupakan seorang anak yang sangat ambisius, jika ia menginginkan satu hal maka ia akan terus berjuang dan melakukan apapun hingga mendapatkan apa yang dia inginkan. Sama seperti saat ia ingin menjadi salah satu bagian daei Angkatan Darat Amerika Serikat.

Walau awalnya sang ibu hanya menganggap bahwa keinginan Vanessa hanya meruoakan impian masa kecil nya, namun ternyata Vanessa benar-benar bertekad untuk bergabung dengan Angkatan Darat AS dan ia siap menantang segala rintangan agar keinginannya terwujud.
Pada usia 18 tahun, Vanessa mendaftarkan diri untuk dinas militer dan mengikuti masa pelatihan di Fort Jackson. Walau berat Vanessa tidak menyerah dan menyelesaikan masa pelatihan dan akhirnya ditempatkan di Fort Hood yang terletak di Killeen, Texas.
Hal tersebut membuat Vanessa senang dan seluruh keluarganya sangat bangga. Vanessa akhirnya bisa mewujudkan impian nya.
Apa yang Terjadi Pada Vanessa Guillen?
Pangkalan Angkatan Darat AS di Fort Hood sudah terkenal karena insiden pelecehan seksual dan perilaku buruk dan memiliki reputasi buruk karena memiliki budaya komando yang kuat, yang berarti bahwa anggota harus mematuhi hukum dan perintah yang ditetapkan oleh pejabat tinggi mereka, bahkan dalam keadaan terburuk. Bahkan pangkalan tersebut telah mengalami dua kasus penembakan massal, kematian tentara misterius yang tak terhitung jumlahnya, dan bahkan skandal seks.
Sebelum kejadian tersebut, Vanessa sudah sempat memberi tahu pada ibu nya bahwa di pangkalan tempat ia bertugas, ia sempat menghadapi perilaku seksual yang tidak pantas namun ia tidak bisa mengambil tindakan apapun.
Pada tahun 2020 lalu saat Covid-19 mulai menyebar, tepatnya pada April 2020 Vanessa diminta untuk melapor bertugas di Fort Hood, namun akhirnya kepergian Vanessa ke pangkalan Fort Hood membuat keluarga dan orang-orang disekitarnya kehilangan komunikasi dengannya.

Dan saat keluarga menelepon ke pangkalan Fort Hood untuk memastikan keadaan Vanessa, seorang anggota yang sedang bertugas hanya memberitahu bahwa Vanessa telah menghilang sejak pukul satu siang. Hal tersebut sontak membuat keluarga semakin khawatir dan memutuskan untuk mengunjungi pangkalan militer untuk menemukan jawaban tentang keberadaannya.
Awalnya para pejabat di pangkalan enggan bekerja sama untuk melakukan proses pencarian terhadap Vanessa, namun, karena upaya keluarga akhirnya masalah ini segera mendapat perhatian di media sosial dan saluran berita.
Penyelidikan berlangsung hampir dua bulan setelah Vanessa hilang ketika komandan pangkalan muncul dalam video publik yang mengatakan bahwa mereka telah memulai pencarian untuk menemukan wanita yang hilang tersebut.
Hingga akhirnya pada tanggal 30 Juni 2020 jasad Vanessa ditemukan di tepi Sungai Leon. Ia dibunuh dengan pukulan palu di bagian belakang kepalanya, dan tubuhnya kemudian dipotong-potong dan dibakar sebelum dikuburkan di tempat.
Nyawa Vanessa Guillen hilang ditangan seorang prajurit berpangkat spesialis bernama Aaron Robinson dan kekasihnya, Cecily Anne Aguilar. Robinson telah membunuh Vanessa di dalam pangkalan dan kemudian meminta bantuan Aguilar untuk memotong-motong tubuhnya lalu dikuburkan di tepi Sungai Leon.