Terkini.id, Jakarta – Kelompok penguasa di Afghanistan, Taliban kembali mengekang kebebasan perempuan soal urusan pemerintahan. Mereka pun menegaskan bahwa tugas wanita hanya melahirkan anak.
Hal itu disampaikan juru bicara Taliban, Syed Zekrullah Hashmi. Ia menilai, tugas utama perempuan adalah melahirkan dan membesarkan anak.
Oleh karena itu, kata Syed, perempuan di Afghanistan di bawah kekuasaan Taliban tidak perlu ada dalam kabinet pemerintahan Afghanistan.
“Perempuan tidak bisa bekerja memimpin kementerian. Itu seperti Anda menaruh sesuatu yang tidak sanggup mereka pikul di leher mereka,” ujar Syed, Senin 13 September 2021 seperti dikutip dari Associated Press (AP).
Selain itu, Syed juga menegaskan tidak penting bagi pemerintah Afghanistan memiliki wakil perempuan dalam kabinetnya.
- Taliban Desak Warga Afghanistan Ngungsi dan Tidak Ikut Campur Aksi Protes
- Heboh Kabar Sekolah Taliban di Jaksel, Netizen: Halo Menteri Nadiem
- Soal Wanita Wajib Pakai Burqa, Sekjen PBB Minta Taliban Menghormati Hak Perempuan
- Pengakuan Warga Afghanistan di Bawah Kekuasaan Taliban: Ramadhan Paling Buruk, Kami Kelaparan! Ibadah Tidak Damai ...
- Anies Baswedan Pamer JPOS, Netizen: Dia Munafik Taliban, Sampe Kiamat Gak Bakal Jadi Presiden!
Ia pun menanggapi terkait perempuan yang berdemo di sejumlah kota dalam beberapa hari terakhir. Menurutnya, mereka tidak mewakili citra wanita Afghanistan.
Hal itu, menurut Syed, lantaran tugas utama wanita hanya melahirkan, mendidik anak dan mengajari generasi Afghanistan soal etika Islam.
“Perempuan Afghanistan adalah mereka yang melahirkan generasi Afghanistan, mendidik mereka, mendidik etika Islam pada mereka,” ungkap Syed Zekrullah Hashmi.
Sebelumnya, pihak Taliban saat mengklaim berkuasa penuh atas Afghanistan lagi pada 15 Agustus 2021 lalu sempat menjanjikan perlindungan terhadap hak perempuan dan pembentukan pemerintahan yang inklusif.
Akan tetapi, hal tersebut tidak tercermin dalam kabinet sementara yang diresmikan Taliban baru-baru ini. Tidak ada satu pun wanita yang jadi menteri di kabinet Afghanistan saat ini.
Tak hanya itu, Taliban juga menerapkan sejumlah kebijakan yang membatasi kaum perempuan seperti kewajiban bagi perempuan memakai pakaian Islami seperti hijab, belajar di kelas terpisah dengan siswa laki-laki, hingga pengawasan setiap pelajaran yang diambil mereka.
“Kami tidak akan mengizinkan anak laki-laki dan perempuan untuk belajar bersama. Kami tidak akan mengizinkan (mereka) menjalani pendidikan bersama,” kata Menteri Pendidikan Tinggi Afghanistan Abdul Baqi Haqqani.
Mengutip Hops.id, pihak Taliban juga melarang perempuan di Afghanistan untuk melakukan aktivitas olahraga.
Menurut Taliban, olahraga tidak penting bagi kaum perempuan dan hanya membahayakan wanita lantaran berisiko mengekspose bagian tubuh mereka.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
