Kepedulian Kultural Terhadap Korban Konflik Komunal Mahasiswa Makassar

Kepedulian Kultural Terhadap Korban Konflik Komunal Mahasiswa Makassar

R
Nasrullah Mappatang
Redaksi

Tim Redaksi

Terkini.id, Makassar – Kunjungan Wali Kota Makassar, Moh Ramadhan Pomanto bersama Panglima Aliansi Masyarakat Peduli Bone Selatan (AMPEI Bonsel), Nasrullah Mappeaty ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (RSWS) Makassar membesuk Mahasiswa korban penyerangan di kampus UIM Makassar layak diacungi jempol. 

Keduanya adalah sahabat lama yang tak kehilangan keakraban, pun di masa-masa krusial di kota Daeng seperti sekarang ini.

Seperti ramai diberitakan media lokal Makassar hingga media nasional, dua kelompok mahasiswa daerah, yakni dari Kabupaten Bone dan Palopo (Luwu) terlibat konflik di kampus Universitas Islam Makassar (UIM). 

Korban pun jatuh di kedua belah pihak. Mahasiswa Bone terluka pada penyerangan di kampus UIM, sementara mahasiswa asal Palopo/Luwu terluka ketika terjadi penyerangan di asrama Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya (IPMIL).

Wali Kota Makassar, Danny Pamanto, sapaan akrab Moh Ramadhan Pamanto itu, diwartakan turut menjenguk kedua korban. 

Baca Juga

Korban mahasiswa Bone dirawat di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, sementara korban mahasiswa asal Palopo (Luwu) dirawat di Rumah Sakit Pelamonia, Makassar. 

Biaya pengobatan kedua korban tersebut pun dinyatakan akan ditanggung oleh Walikota Makassar dua periode tersebut.

Kepada awak media yang hadir, baik Wali Kota Makassar, Dany Pamanto maupun Panglima AMPEI BONSEL, Nash Mappeaty menyayangkan ,jatuhnya korban sesama mahasiswa tersebut. 

Hal tersebut mestinya tidak perlu terjadi seandainya kedua kelompok mahasiswa tersebut mampu mengendalikan diri dan mengedepankan intelektualitas dalam berdinamika di masa muda, khususnya di dunia kampus. 

Pihak kampus pun diminta pro aktif dalam melakukan pembinaan kepada mahasiswa dan mencegah berulangnya hal serupa ke depannya, tutur keduanya di sela – sela kunjungan tersebut, Senin, 29 November 2021.

Sebelum kunjungan Wali Kota Makassar tersebut, beredar kabar di grup-grup WhatsApp bahwa pihak BPJS tidak bersedia menanggung biaya pengobatan para korban, khususnya Arham, mahasiswa UIM asal Bone yang menjadi korban yang dirawat di RSWS tersebut. 

Olehnya itu, Pak Danny, sapaan Danny Pamanto meminta para keluarga dan kerabat para korban agar tidak perlu resah, karena pihaknya yang akan menanggung biaya pengobatan para korban tersebut.

“Selaku seorang kakak, ia dekat dengan para pemuda dari setiap organda yang ada di Makassar. Kewajiban saya sebagai kakaknya mereka, saya ingin memberikan rasa simpati bahwa kami juga turut prihatin dengan kejadian ini,” kata Danny Pomanto.

Selain menegaskan kedekatan emosional terhadap para mahasiswa dari semua daerah di kota yang dipimpinnya, Danny juga menegaskan kesediaannya untuk turun tangan langsung meringankan beban pengobatan para korban.

“Pengobatannya biarlah pemerintah kota Makassar, karena beliau (korban) di sini tanpa mengurangi hormat saya kepada pemerintah Bone dan Luwu. Tapi karena ini kejadiannya di Makassar, kami tadi sudah sampaikan. Kebetulan banyak pejabat-pejabat dari Bone dan Luwu. Jadi dua-dua saya sampaikan seperti itu. Yang penting sembuh dulu semua,” ungkapnya.

Kepada Nash, sapaan akrab Nasrullah Mappeaty, sahabatnya sejak Pilwali 2013 itu, Danny sempat berujar sebelum meninggalkan RSWS usai jumpa pers bahwa para kerabat dari Bone dan Luwu tidak perlu risau karena dirinya sendiri akan menanggung semua biaya pengobatan para korban.

“Nas tabe sudah semuami kuperintahkan anggotaku bos. nanti kami yang tanggung semua. mohon pamit dulu.” Tegas orang nomor satu Makassar itu kepada sohib lamanya itu.

Kedua sahabat itupun berpisah di halaman Runah Sakit terbesar di Indonesia Timur itu.

Pertemuan dan kebersamaan keduanya menunjukkan bahwa masih ada kepedulian kultural dari para senior dan orang tua bagi para mahasiswa dari pelbagai daerah yang mengenyam pendidikan di kota Makassar.

Baik Pak Wali Danny maupun Puang Panglima Nash menunjukkan bahwa kepedulian kultural dibutuhkan untuk menangani konflik komunal yang kerap menimpa mahasiswa asal daerah di kota Makassar.

“Semoga kedepan tidak lagi terulang,” harap beliau berdua.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.