Kinerja Tumbuh Solid, XL Axiata Berhasil Cetak Kenaikan Laba Rp21,62 Triliun di 2022
Komentar

Kinerja Tumbuh Solid, XL Axiata Berhasil Cetak Kenaikan Laba Rp21,62 Triliun di 2022

Komentar

Berdasarkan hasil survey independent yang dilakukan oleh lembaga itu pada periode Juli 2022 lalu, XL Axiata menempati peringkat pertama untuk kategori kecepatan mengunduh (download speed) dan pengalaman akses video (streaming video).

Akses internet yang lebih cepat berdampak positif pada pemakaian aplikasi digital, termasuk aplikasi milik perusahaan, yaitu “myXL”dan “Axisnet”.

Pada kedua aplikasi yang antara lain menawarkan berbagai paket layanan dan juga sarana melayani pelanggan secara digital tersebut, masing-masing mengalami peningkatan pengguna aktif bulanan sejak awal pandemi.

Dengan demikian, peningkatan investasi yang telah XL Axiata implementasikan telah terbukti sangat mendukung peningkatan performa bisnis, terutama pada sisi efisiensi biaya serta peluang untuk meningkatkan penjualan produk.

Selaras dengan visi perusahaan menjadi  operator konvergensi terdepan di Indonesia (#1 Converged Operator in Indonesia), XL Axiata juga terus berupaya keras mengenalkan layanan konvergensi kepada masyarakat Indonesia, sekaligus meningkatkan manfaatnya.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

Hasilnya, penetrasi layanan konvergensi ini telah mencapai 32%, yang berarti menunjukkan kuatnya permintaan atas produk ini.

Akuisisi Linknet yang baru saja dilakukan akan sangat mendukung pengembangan produk konvergensi ini di masa mendatang. Selain itu, XL Axiata juga telah menuntaskan akuisisi Hypernet.

Langkah ini akan semakin memperkuat portofolio XL Axiata pada layanan korporasi (B2B). Melanjutkan akuisisi Linknet, XL Axiata bersama Linknet juga telah meluncurkan produk kolaborasi di kuartal ketiga ini.

Di periode ini XL Axiata juga berhasil menerbitan Obligasi dan Sukuk masing-masing senilai Rp. 1,5 triliun (total Rp. 3 triliun) dengan rating AAA.

Posisi keuangan XL Axiata sehat per 9M 2022 ini utang kotor tercatat di angka Rp 16,1 triliun, dengan rasio gearing net debt to EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 2,78x. Utang bersih tercatat sebesar Rp 10,31 triliun.

XL Axiata tidak memiliki utang berdenominasi USD. Sebesar 70% dari pinjaman yang ada saat ini memiliki suku bunga mengambang (floating) dan 30% memiliki suku bunga tetap.

Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 15%, menjadi Rp 4,1 triliun.

Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, nilai capitalized capex  selama periode sembilan bulan pertama 2022 dijaga pada level yang sama dengan tahun sebelumnya di Rp 6,32 triliun .

Pada tahun 2022 ini, XL Axiata berencana tetap akan mengalokasikan belanja modal dengan nilai sekitar Rp 9 triliiun.

Ada sejumlah peluang positif di Industri Telekomunikasi Indonesia di tahun 2022 yang bisa dimanfaatkan oleh XL Axiata untuk dapat meningkatkan performa ke depan.

Peluang-peluang tersebut yakni pertama, permintaan pada layanan fixed data, di mana penetrasi untuk layanan ini masih cukup rendah, yang berarti tersedia potensi besar bagi operator telekomunikasi untuk meraih pertumbuhan tinggi baik di layanan consumer maupun segmen korporasi.  

Kedua, permintaan untuk layanan digital akan tetap kuat karena masyarakat merasa mendapatkan banyak kemudahan dengan gaya hidup hibrida, baik untuk bekerja, belajar, rekreasi, hingga belanja.

CAGR untuk konsumsi data pengguna layanan seluler diproyeksikan mencapai 16% hingga 2026.

Ketiga, pelanggan menginginkan layanan yang simple sekaligus komplit. Ini merupakan peluang untuk produk konvergensi yang bisa memberikan pengalaman lengkap bagi pelanggan XL Axiata dengan ARPU yang lebih tinggi dan berkualitas.