Terkini.id, Makassar – Deputi Bidang Penerapan Standard an Penilaian Kesesuaian Badan Standardisasi Nasional (BSN), Zakiyah menyebut rumput laut adalah komoditas terbesar di Sulawesi Selatan.
“Rumput laut memberikan peningkatan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,” kata Zakiyah, Jumat, 13 November 2020.
Hal itu Zakiyah sampaikan saat membuka webinar berjudul Penerapan SNI Perkuat Daya Saing Rumput Laut sebagai Produk Khas Daerah Pesisir.
Komoditi berbahan dasar rumput laut terus berkembang seiring dengan adanya inovasi oleh para pelaku usaha di bidang rumput laut, mulai dari permen hingga dodol berbahan dasar rumput laut.
Inovasi tersebut dinilai memberikan nilai tambah produk sekaligus memperluas peluang ekspornya.
- Update Korban Kapal Pulau Pajenekang Tenggelam di Pengkep: 5 Meninggal, Sepuluh Selamat
- Kronologi Kapal Penumpang Pulau Pajenekang KM Reski Tenggelam di Perairan Pangkep
- Daftar Korban Kapal Tenggelam di Perairan Pangkep: Dua Meninggal, 3 Orang Hilang
- Legislator DPRD Makassar, Nunung Dasniar Minta Pemkot Perhatikan Kecamatan Langganan Banjir
- Pipa PDAM Makassar di Mallengkeri Raya Bocor, Sejumlah Wilayah Ini Alami Gangguan Distribusi Air
Zakiah mengatakan BSN memiliki kegiatan untuk mendukung pelaku usaha dalam rangka memperkuat daya saing produk, dan memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional melalui kerja sama bilateral dan
regional.
Selain itu, memfasilitasi penerapan SNI guna membantu pelaku usaha dalam kegaiatan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK) agar memenuhi persyaratan penilaian kesesuaian.
Sementara, Bambang Prasetya, Peneliti Ahli Utama di BSN menyampaikan tantangan terkait rumput laut.
Ia mengatakan peningkatan pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan budidaya rumput laut dapat menjaga produktivitas secara berkelanjutan.
“Peran SPK adalah bagaimana menjamin mutu, efisiensi produksi, sehat dalam persaingan usaha, meningkatkan perlindungan kepada konsumen, dan yang terpenting terciptanya kepastian, kelancaran, dan efisiensi transaksi perdagangan barang dan atau jasa di dalam dan luar negeri,” ungkapnya.
Mc Donny W Nagasan selaku Ketua
Asosiasi Industri Rumput Laut Indonesia (ASTRULI) menyampaikan ASTRULI
adalah kumpulan industri pengolah rumput laut yang memproduksi produk turunan rumput laut berupa Alkali Treated Cottoni Chips (ATCC), semi-refined carrageenan, refined carrageenan (RC), dan tepung agar-agar.
Ia mengatakan, saat ini ASTRULI mengembangkan produk turunan baru yaitu tepung rumput laut. ASTRULI, kata dia, berfokus pada produk hilir.
“Peran dan tanggung jawab ASTRULI salah satunya mendorong perkembangan asosiasi industri rumput laut yang berkelanjutan dankompetitif di Indonesia,” pungkasnya.