Mitra Terkini
Terkini.id, Makassar – Mahasiswa PPG Prajabatan Prodi Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Tim 3 bekerjasama dengan Yayasan Pergerakan Difabel Indonesia untuk kesetaraan (PerDIK) menggelar kegiatan Diskusi Inklusi dan Bedah Film.
Kegiatan ini merupakan implementasi pada mata kuliah Proyek Kepemimpinan II. Tujuan kegiatan ini untuk mendukung kesetaraan dan inklusivitas terhadap difabel sebagai aksi nyata calon guru profesional.
Adapun kegiatan tersebut berlangsung pada Kamis 6 Juli 2023, di Baruga Anging Mammiri kompleks rumah jabatan Wali Kota Makassar, Kecamatan Ujung pandang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Proyek kepemimpinan merupakan mata kuliah untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan mahasiswa melalui kegiatan pembelajaran berbasis pelayanan komunitas atau masyarakat sasaran.
Amiqah selaku ketua panitia pelaksana menyampaikan maksud diadakannya kegiatan ini dengan menggandeng komunitas PerDIK bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kesetaraan untuk semua kalangan sesuai dengan tagline education for all.
- Sok Preman, Mahasiswa Senior Unismuh Makassar Alami Luka Serius Usai Rusak Fasilitas Kampus
- Viral, Oknum Mahasiswa Senior Unismuh Makassar Cari Junior Sambil Rusak Fasilitas Kampus
- Unismuh Bangga, Mahasiswanya Raih Prestasi Juara I Pemilihan Duta Wisata Gowa
- Viral, Mahasiswa Baru di Kampus Unismuh Makassar Dianiaya Senior
- Bareng Edure, Mahasiswa Unismuh Makassar Ikuti Eduekowisata di Hutan Mangrove Lantebung
“Kami bermaksud melaksanakan kegiatan bermakna yang diharapkan dapat dinikmati oleh semua kalangan dengan menjadikan film sebagai produk yang dapat dinikmati oleh semua kalangan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan bahwa kegiatan ini berlangsung atas dukungan dari pemerintah kota Makassar, Semen Tonasa, dan Yayasan Haji Kalla.
Dalam sambutannya, Nur Syarif Ramadhan, S.Pd. selaku ketua yayasan PerDIK menyampaikan harapan agar kegiatan-kegiatan seperti ini tidak hanya berlangsung saat ini saja namun pada momen-momen berikutnya kita bisa melanjutkan kegiatan lain. PerDIK terbuka berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Film Wonderful Life garapan Visinema menceritakan tentang penerimaan seorang Ibu (Amalia) terhadap kondisi disleksia yang dimiliki Aqil anaknya.
Kegiatan dibuka oleh dosen pengampu mata kuliah Dr. Arief Muhsin, M.Pd sekaligus sebagai perwakilan Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Adapun peserta dalam kegiatan ini berjumlah 180 orang yang telah melakukan registrasi secara online. Para peserta terdiri dari kalangan guru, pegiat komunitas, dan mahasiswa.
Kegiatan ini juga menyediakan layanan bahasa isyarat untuk memberikan akses informasi terhadap peserta Tuli yang mengikuti kegiatan.
Mufrita dan Reskyana Syam merupakan juru bahasa isyarat/JBI pada kegiatan tersebut.
Acara dimulai dengan sambutan dan dilanjutkan dengan menonton cuplikan film Wonderful Life. Lalu dilanjutkan dengan sesi diskusi.
Dr. Abdullah Sinring, M.Pd dosen Psikologi Pendidikan & Bimbingan Universitas Negeri Makassar, dr. Udin Malik Dokter & Penggagas gerakan Massikola, Risnawati Majit, S.Pd., M.Pd Kepala sekolah SD Inklusif Maccini Baru dan Nabila May Sweetha mahasiswa Sospol Universitas Hasanuddin merupakan pembedah sekaligus pemateri pada kegiatan ini.
Materi yang disampaikan oleh para pembedah berisi tentang parental acceptance yang dikaitkan dengan pengalaman Amalia terhadap Aqil, social acceptance terhadap difabel di masyarakat, peran pendidik dalam implementasi pendidikan Inklusi, dan pengalaman diskriminasi yang dialami pembedah selama mengikuti pembelajaran di sekolah umum.
Pertanyaan-pertanyaan para peserta terkait pentingnya perhatian pemerintah terhadap layanan well being masyarakat di puskesmas dan di sekolah untuk peserta didik yang membutuhkan.
Selain itu, pertanyaan dari para peserta dengan latar belakang guru dalam diskusi menceritakan perlunya implementasi pendidikan inklusi di sekolah dan perlunya pelatihan untuk para guru pembimbing khusus.
Isu diskriminasi yang kerap kali dirasakan oleh difabel juga dipaparkan oleh peserta difabel Tuli.
Aswita dan Emon menceritakan diskriminasi yang kerap kali mereka rasakan di lingkungan kampus dan kesulitan yang ia rasakan dalam usaha mencari pekerjaan.
Kegiatan ditutup dengan pemberian cindera mata kepada para pemateri dan sesi foto bersama para panitia dan para peserta.
Citizen Report: Amiqah
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.