Soal Anies Baswedan, Mantan Sekjen Projo Sebut Jokowi Tidak Bersikap Kenegarawanan
Komentar

Soal Anies Baswedan, Mantan Sekjen Projo Sebut Jokowi Tidak Bersikap Kenegarawanan

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Guntur Siregar selaku mantan Sekretaris Relawan Pro Jokowi (Projo) menilai sikap Presiden Jokowi terhadap Anies Baswedan jauh dari sikap kenegarawanan.

Selanjutnya, Guntur Siregar menilai Jokowi mempunyai dendam tersendiri terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Terbukti Anies bikin Jakarta tenang, makanya Jokowi tak punya sikap kenegarawanan. Berbeda dengan SBY yang mau selesai maunya adem-adem,” ujar Guntur Siregar, Rabu 30 November 2022.

Guntur Siregar berpendapat seharusnya Jokowi melihat kinerja Anies Baswedan yang memiliki dampak positif bagi ibu kota Jakarta.

Tetapi karena masalah dendam, Guntur Siregar menganggap Jokowi sengaja memilih Heru Budi Hartono sebagai Pejabat Gubernur DKI Jakarta (Pj Gubernur DKI Jakarta) untuk merusak semua kebijakan yang telah Anies Baswedan lakukan.

DPRD Kota Makassar 2023

“Apa salahnya Anies?,” katanya.

Diketahui sebelumnya, elite PDIP Panda Nababan membeberkan kalau Jokowi mempunyai sifat pendendam.

Lalu Panda Nababan membocorkan cara Jokowi dalam membalas perbuatan Gatot Nurmantyo kepada dirinya.

Perseteruan antara Jokowi dan Gatot Nurmantyo terjadi pada tahun 2017 di acara perayaan ulang tahun TNI.

Pada saat itu, Jokowi yang merupakan seorang presiden harus menuju lokasi tujuan dengan susah payah akibat kondisi jalan yang tidak terkendali.

“Pak Jokowi itu jalan kaki, naik ojek, jalan kaki, naik ojek. Gatot Nurmantyo yang menyambut bersama Tito Karnavian waktu itu, menyambut kedatangan Presiden, mohon maaf Bapak Presiden, rakyat begitu mencintai TNI, membludak semua tidak bisa terbendung. Iya-iya katanya (tanggapan Jokowi mendengar ucapan Gatot Nurmantyo),” ucap Panda Nababan, dikutip dari saluran YouTube Indonesia Lawyers Club.

Setelah itu, Jokowi memerintahkan Pramono Anung dan Pratikno untuk menyelidiki secara diam-diam tentang kejadian di perayaan ulang tahun TNI.

Kemudian Pratikno dan Pramono Anung menghubungi Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri dan Polda Banten.

Berdasarkan keterangan Polda Banten (pada saat itu dijabat oleh Listyo Sigit Prabowo), pihaknya tidak memperoleh perintah untuk mengamankan lalu lintas karena Presiden Jokowi akan melintasi area tertentu.

“Ditelpon Korlantas Polri sama Pramono Anung kami tidak dilibatkan. Oh begitu cara kau mengapakan saya,” ungkapnya.

Balas dendam Jokowi kepada Gatot Nurmantyo berlanjut di acara pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution.

Gatot Nurmantyo yang turut diundang dalam acara pernikahan anak Jokowi ini, diperlakukan biasa, padahal dirinya menjabat sebagai Panglima TNI.

“Dua bulan kemudian di pestanya anaknya Jokowi si Bobby Nasution itu, Rizal Ramli di samping saya, Ban, sudah tau Soeharto Raja Jawa yang sadis, ini lebih sadis lagi katanya,” jelasnya.

“Kau ngomong apa Rizal, kau lihat dulu Gatot Nurmantyo Panglima TNI. Panglima Gatot itu duduk biasa-biasa di dekat anggota DPR, staf-staf kedutaan,” sambungnya.

Tidak berhenti sampai disitu, Panda Nababan mengungkapkan Gatot Nurmantyo juga diasingkan dari koleganya sesama TNI.

“Mau menyalam karpet merah itu tidak bisa dilewati Gatot Nurmantyo, dia berbaur nyalam. Waktu pulang mobilnya tidak bisa masuk, istrinya duduk di kursi plastik. Itu istri Panglima TNI loh. Nunggu mobil kami sama-sama naik bus,” imbuhnya.

“Bener lima bulan sebelum waktunya dicopot lah dia Gatot Nurmantyo. Itu style daripada Jokowi,” pungkasnya.

Sumber: wartaekonomi.co.id