Terkini.id, Jakarta – Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Idil Akbar menilai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bisa ditinggalkan warga Nahdliyin kalau perseteruan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terus berlanjut.
Idil menilai, walaupun PKB dan NU adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, namun warga Nahdliyin lebih dekat dengan PBNU ketimbang PKB.
“Kalau dibiarkan, PKB akan ditinggalkan masyarakat Nahdliyin. Karena kultur Nahdliyin lebih kuat ke PBNU,” ucap Idil dikutip CNNIndonesia.com, Selasa 10 Mei 2022.
Dirinya berpendapat, perseteruan Cak Imin dengan PBNU akan menimbulkan kecenderungan negatif terhadap PKB.
Idil menjelaskan, perseteruan tersebut dapat memberikan keuntungan terhadap partai politik lain, baik berbasis agama atau tidak.
- Muhaimin Usulkan Tiadakan Jabatan Gubernur, Tifatul Sembiring: Rumit Kali Idenya!
- Jubir PKB Dira Martamin Sebut Anies Baswedan Terkena Sindrom Thanos: Yang Paling Hebat!
- Soal Politik Identitas, PKB: Sedang Dibuat Pembusukan Kepada Anies Baswedan
- PKB Turut Bersuara Terkait Usulan Megawati Tak Ubah Nomor Urut Pemilu: Tidak Ada Terciderai dengan Model ini
- Curhat Kedekatannya Dengan Gus Dur, Prabowo Subianto: Saya Dulu Tukang Pijitnya
“Meskipun secara angka belum terlihat, karena PKB masih di atas angin dan cukup dominan. [Perseteruan] itu akan jadi keuntungan politik, bukan hanya ke PPP tapi juga bisa ke partai nasionalis lainnya,” jelas dia.
Diketahui, hubungan PKB dan PBNU sedikit memanas udai Cak Imin mengatakan PKB punya sekitar 13 juta pendukung solid.
Cak Imin menilai, belasan juta pendukung tersebut tidak terpengaruh siapapun, termasuk Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Ketua PBNU Ishfah Abidal Aziz pun berpendapat, Cak Imin merupakan sosok yang arogan.
“Saya terus terang merasa heran, kaget dengan Ketum PKB tiba-tiba kehilangan akhlak komunikasi. Kita melihat ada arogansi Muhaimin sebagai Ketum PKB dalam pernyataan tersebut, justru ini sangat tidak baik,” ujar Ishfah.
Dirinya menilai ucapan Imin tersebut mengabaikan peran PBNU dalam perkembangan politik PKB.
Selama ini, lanjut dia, lumbung suara terbesar PKB merupakan warga NU. Ia menilai, timbal balik PKB terhadap PBNU tidak sebanding sama sekali.
Sebenarnya, hubungan PKB dan PBNU sudah memanas usai Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum PBNU. Yahya sempat menyatakan tidak ingin PBNU menjadi alat politik PKB lagi.
“Relasi NU dengan PKB saya kira alami sekali karena dulu PKB dulu sendiri diinisiasi, dideklarasikan, oleh pengurus-pengurus PBNU, itu satu hal. Tapi, sekali lagi tidak boleh lalu NU ini jadi alat dari PKB atau dikooptasi dengan PKB,” kata Yahya pada 29 November 2021 lalu.