<p>Terkini.id, Jakarta – Pemberitaan mengenai kasus pemerkosaan terhadap 3 anak yang diduga dilakukan sang ayah yang merupakan oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di Luwu Timur kian memanas.
Sebelumnya, kasus dugaan pemerkosaan oleh ayah kandung yang juga oknum ASN terhadap 3 anaknya sendiri itu menjadi viral di kalangan warganet.
Kisah pilu mengenai pemerkosaan anak tersebut pertama kali dituangkan dalam artikel bertajuk “Tiga Anak Saya Diperkosa, Saya Lapor ke Polisi. Polisi Menghentikan Penyelidikan”.
Artikel tersebut diterbitkan oleh Projectmultatuli.org pada Rabu, 6 Oktober 2021 lalu dan diterbitkan ulang oleh Suara, jaringan Terkini.id keesokan harinya.
Atas kasus tersebut, warganet hingga anggota DPR RI mengutuk perbuatan bejat yang dilakukan oleh sang ayah kepada anaknya di Luwu Timur pada 2019 lalu.
- Peringati Hari Pahlawan, Wali Kota Makassar Ajak ASN Hidupkan Kembali Api Perjuangan Pelayanan
- Anwar Purnomo Sebut SK Pengangkatan PNS dan PPPK Dipastikan Terbit Oktober 2025
- Pemda Soppeng Siapkan THR untuk PNS dan PPPK, Pembayaran Dilakukan 17 Maret 2025
- Dapat Informasi dari Kadis dan Camat, Imam Fauzan Sebut Sejumlah ASN di Gowa Tidak Netral di Pilkada
- Jelang Pilkada, Bawaslu Sulsel Temukan Puluhan ASN Tidak Netral
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi Partai Nasdem Ahmad Sahroni sangat menyesalkan sikap Kapolres Luwu Timur maupun Kapolda Sulawesi Selatan.
Pasalnya, ia menilai jika kedua petinggi polisi bersangkutan tidak serius dalam menanggapi laporan dugaan pemerkosaan tiga orang anak oleh ayah kandungnya itu.
Sahroni juga menyampaikan kecamannya terhadap tindakan pelaku yang tidaklah beradab.
“Tindakan pelaku ini sangat biadab dan harus dihukum seberat-beratnya,” ujar Sahroni dilansir dari Suara, jaringan Terkini.id pada Jum’at, 8 Oktober 2021.
Ia juga menyoroti sikap dari Polres Luwu Timur dan Polda Sulawesi Selatan yang menurut pemberitaan sama sekali tidak membantu.
Menurutnya, tidak ada perspektif dari kepolisian untuk melindungi korban. Pihak terkait justru membuat korban merasa semakin trauma.
Sahroni mempertanyakan sikap kepolisian resor maupun kepolisan daerah setempat yang memutuskan tidak melanjutkan laporan dan menghentikan penyelidikan kasus tersebut.
Terlebih diketahui bahwa ibu korban telah membawa alat bukti berupa rekaman, celana, hingga pengakuan langsung dari anak-anaknya, serta keterangan yang konsisten.
“Ini kasus kekerasan terhadap anak yang efeknya tidak main-main, bisa bikin trauma seumur hidup. Udah mau laporan saja sudah syukur, tapi kalau sudah lapor, tapi polisi malah tidak melanjutkan, ini keterlaluan,” tambahnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
