Soal Keuangan Afghanistan, World Bank: No Money for Taliban!

Soal Keuangan Afghanistan, World Bank: No Money for Taliban!

Effendy Wongso
Redaksi

Tim Redaksi

Terkini.id, Jakarta – Soal keuangan Afghanistan, World Bank: No Money for Taliban! Masih berpolemiknya kasus pengambilalihan pemerintahan Afghanistan yang dilakukan Taliban secara paksa, membuat World Bank atau Bank Dunia telah menangguhkan bantuan dana ke Afghanistan.

Menurut Bank Dunia, pihaknya masih memantau situasi pasca milisi Taliban menguasai Ibu Kota Kabul yang secara otomatis menggulingkan kekuasaan Presiden Ashraf Ghani.

“Kami telah menghentikan pencairan dana dalam operasi kami di Afghanistan, dan kami memantau dan menilai situasi dengan cermat,” beber juru bicara Bank Dunia kepada AFP, Rabu 25 Agustus 2021.

Menurut Bank Dunia, seperti dilansir dari CNBCIndonesia, Rabu 25 Agustus 2021, pihaknya juga sangat prihatin dengan situasi di Afghanistan dan dampaknya terhadap prospek pembangunan negara, terutama bagi wanita.

Kendati demikian, Bank Dunia menunda membuat pernyataan lain hingga bisa menarik semua staf dan anggotanya keluar dari Afghanistan. Evakuasi pekerja mereka sendiri diperkirakan akan selesai pada Jumat 27 Agustus 2021 mendatang.

Baca Juga

Juru bicara Bank Dunia itu mengatakan, pemberi pinjaman pembangunan tersebut akan terus berkonsultasi erat dengan komunitas internasional dan mitra pembangunan. Termasuk, mencari solusi soal pembangunan yang sudah berjalan selama ini.

“Bersama dengan mitra, kami mencari cara agar dapat tetap terlibat untuk mempertahankan hasil pembangunan yang diperoleh dengan susah payah dan terus mendukung rakyat Afghanistan,” imbuhnya.

Bank Dunia memiliki lebih dari dua lusin proyek pembangunan yang sedang berlangsung di Afghanistan. Badan ini telah menyediakan 5,3 miliar dolar AS atau setara Rp 76,3 triliun (asumsi Rp 14.400 per dolar AS) sejak 2002, sebagian besar dalam bentuk hibah.

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) juga menangguhkan operasi dengan negara itu. Ini termasuk program pinjaman 370 juta dolar AS atau setara Rp 5,3 triliun yang ada, serta 340 juta dolar AS (Rp 4,8 triliun) untuk Kabul yang akan diterima dari Special Drawing Rights (SDR), serta sekumpulan mata uang pemberi pinjaman.

Gubernur Bank Sentral Ajmal Ahmady mengatakan di Twitter, Taliban akan sulit menjangkau aset di Da Afghanistan Bank (DAB), yang memiliki cadangan sekitar sembilan miliar dolar AS (Rp 129 triliun). Pasalnya, sebagian besar aset itu disimpan di luar negeri dan di luar jangkauan Taliban.

“Sesuai standar internasional, sebagian besar aset disimpan dalam aset yang aman dan likuid seperti Treasuries dan emas,” beber Ahmady seperti dilaporkan AFP pekan lalu.

“Federal Reserve (The Fed) AS memegang tujuh miliar dolar AS (Rp 100 triliun) dari cadangan negara, termasuk 1,2 miliar dolar (Rp 17 triliun) dalam bentuk emas. Sementara, sisanya disimpan di rekening asing termasuk di Bank for International Settlements yang berbasis di Basel,” imbuhnya.

Seorang pejabat pemerintah AS juga telah mengonfirmasi hal tersebut, yang menyatakan setiap aset Bank Sentral yang dimiliki pemerintah Afghanistan di Amerika Serikat, tidak akan diberikan kepada Taliban.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.