“Ini mengecewakan sekali. Pemerintah hrsnya memberikan contoh baik – terutama pd byk perusahaan yg blm ramah pada ibu pekerja. Contoh apa yg hendak kalian berikan wahai @DKIJakarta? Bahwa ibu-anak gak penting? Macam kurang ruang aja kalian. Bolehkah sbg warga kami meminta agar kebijakan2 yg sdh bagus dari gubernur2 yg telah lalu, baik Anies, Ahok, Jokowi, Foke, dll jgn dihilangkan? Mhn agar jejak kebaikan mrk dilanjutkan agar jd pembangunan berkelanjutan @DKIJakarta,” ujar netizen Twitter.
“Selamat datang di negara Jawa bu. Kalau berganti dinasti maka keraton yg lama dibumihangus. Makanya tak ada keraton Pajang Singisari, Mataram wangsa Sailendra, Kediri, dll. Lambang halalnya gambar gunungan. Begitu juga logo G20,” kata netizen Twitter selanjutnya.
“Memang gak bisa diharapkan gubernur giveaway. Pantas saja negara ini susah maju… wong peninggalan/prestasi yg bagus dari sebelumnya dihapus hanya karna beda/lawan politik,” tutur netizen.
“Emang ga penting, krn ngalamin sndiri di kantor sy juga ditutup daycarenya. Ibu pekerja emang ga didukung sm skali di negeri ini, smua org saraninnya: pake pembantu. Dinormalisasi itu. Padahal Ibu pekerja skrg jumlahnya signifikan loh, dan banyak yang tulang punggung keluarga,” ucap netizen Twitter.
“Bukan pendukung anies & bukan warga dki, tp yg baik2 tolong lah dipertahankan & bs jd contoh buat kota lain. Sbg ibu menyusui & sbntar lg bakal bawa2 anak ke kantor, tau betul susahnya buat pumping Asi aja musti di mobil & kantor ga ramah anak sm skali :” ungkap netizen berikutnya.
“Yang jelek-jelek diungkit, giliran kebijakan yang bagus malah dihapus, aneh memang,” imbuh netizen Twitter.