Terkini.id, Jakarta – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan penyebab melonjaknya harga telur di atas Rp30 ribu per kilogram di pasar.
Menurut pengamatan Mentan Harga telur di sentra produksi masih stabil dan tidak mengalami kenaikan, tapi sesaat dijual di pasaran harga telur langsung mengalami kenaikan .
Menurut Mentan, penyebab hal itu terjadi disebabkan oleh sistem logistik yang tidak benar.
“Tapi harga (sampai) di meja pasar tiga kali lipat, berarti ada sistem logistik (tidak benar),” ujarnya
dalam acara Sarasehan 100 Ekonom, Rabu 7 September 2022, dikutip dari CNN Indonesia.
Lanjut pada kesempatan yang sama, Ekonom senior Indef Bustanul Arifin memperkuat alasan dari Mentan.
- Penyuluh Pertanian Sebagai Pejuang Dan Garda Terdepan Menghadapi El Nino 2023
- Mentan SYL Dorong Mahasiswa Polbangtan Jadi Pionir dan Champion Pertanian Indonesia
- Mentan Ajak Wisudawan Polbangtan Kementan Bangun Negeri Melalui Pertanian
- Sayangkan Pernyataan Mentan Minta Rakyat Makan Singkong Saja, Dokter Tifa: Asbun Saja
- Kementan ajak Camat Seluruh Indonesia Bersama Menanggulangi Penyebaran PMK
Menurutnya penyebab telur mahal karena terganggunya proses logistik dan juga value chainnya.
Oleh sebab itu, ia kemudian mengusulkan agar dibangun kerja sama antara pemerintah daerah (Pemda) dengan para pelaku usaha.
Ia kemudian mempertegas bahwa, jangan hanya antara Pemda dan pemerintah pusat saja.
Hal ini bertujuan agar mengoptimalkan suplai yang dilakukan berjalan dengan baik dan aman, sehingga saat barang sampai di konsumen akhir tidak mengalami kenaikan harga yang signifikan.
Jika proses tersebut bisa berjalan dengan baik, bukan hanya harga yang akan mengalami penurunan,
bahkan tekanan ke inflasi juga bisa diminimalisir.
“Jangan G to G (government to government), tapi lokal juga harus masuk, contract farming kepada pembeli dan konsumen harus dibangun. Jangan dibiarkan petani jalan sendiri, sehingga mungkin inflasi bisa terkendali,” ucapnya.