Terkini.id, Jakarta – Kabar buruk untuk masyarakat Indonesia terkait ancaman gelombang tiga Covid-19 yang kemungkinan akan menerjang Tanah Air.
Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo alias Jokowi pun memberi peringatan agar kita semua waspada dan berhati-hati.
Ya, mobilitas warga yang kini mulai meningkat membuat Presiden Jokowi mengingatkan potensi lonjakan kasus Covid-19 lagi.
Menteri Komunikasi dan Informatika alias Menkominfo, Johnny G Plate, mengatakan potensi gelombang ketiga Covid-19 bisa muncul karena peningkatan mobilitas disertai abainya warga dengan protokol kesehatan. Tidak hanya dipicu varian baru semata.
“Untuk itu, kita perlu bersama-sama mengantisipasi lonjakan kasus Covid,” katanya pada Kamis ini, 23 September 2021, dikutip terkini.id dari CNBC.
- Andi Amran Sulaiman Bertemu Empat Mata dengan Presiden Jokowi, Bahas Masalah Nikel
- Presiden Jokowi Buka ASEAN Business Investment Summit 2023
- Helmi Felis ke Jokowi: Bukan Percuma Pak! Tuanya Nanti Jadi Penipu, Umbar Janji Boro-Boro Ditepati
- Pemerintahan Jokowi Habiskan Rp 2.778 Triliun Bangun Tol Hingga Bandara, Said Didu: Ini Kebohongan Publik
- Sejumlah Penyandang Disabilitas Diundang ke Istana di HUT RI Ke-78
“Penerapan protokol kesehatan harus selalu diterapkan untuk menghindari lonjakan kasus.”
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa hal in terlihat pula dari data Kementerian Kesehatan sejak 2 Agustus 2021, di mana peningkatan mobilitas di Jawa dan Bali telah meningkat secara signifikan.
Itu juga sesuai dengan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang rilis 15 September 2021 lalu.
Adapun empat wilayah disorot karena mobilitas tinggi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten.
“Peningkatan mobilitas yang saat ini bahkan sudah menyamai kondisi sebelum pandemi harus menjadi perhatian bersama,” tegasnya lagi.
“Kita semua harus selalu waspada dan tidak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan agar peningkatan mobilitas masyarakat bisa terus sejalan dengan upaya penanganan pandemi Covid-19.”
Sementara itu, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, mengatakan berdasarkan pengalaman gelombang ketiga di RI bisa terjadi tiga bulan ke depan, yaitu saat libur Natal dan Tahun Baru.
“Artinya, potensi kenaikan kasus meningkat. Dengan pembelajaran gelombang satu dan dua, harus semakin tangguh.”
Sebagaimana diketahui, lonjakan kasus pertama kalinya (first wave) terjadi pada Januari 2021 setelah Libur Natal dan tahun Baru 2020. Selanjutnya, lonjakan kasus kedua terjadi pada Juli.
Berbeda dengan Indonesia, lonjakan kasus di dunia justru terjadi pada April 2021 atau tiga bulan sebelum kasus meledak di Indonesia.
Saat dunia telah mengalami penurunan, Indonesia justru dilanda gelombang ketiga tersebut.
“Lonjakan kasus kedua pada Juli memberikan banyak pelajaran. Penanganan lebih mahal, lama dan memakan korban. Upaya terbaik adalah melanggengkan penurunan kasus dengan protokol kesehatan sedikitpun tidak lengah.” kata Wiku lagi.
“Dari pola ini dunia dan RI, pelajaran adanya lonjakan kasus di RI pada Juli, tak berkontribusi pada kasus dunia. Lonjakan kasus di RI pada Juli tidak disebabkan global atau dari negara lai melainkan dari internal Indonesia. Hal ini karena peningkatan mobilitas dan aktivitas sosial bersamaan dengan mudik.”
Indonesia sendiri mencatat total 4,1 warga telah terinfeksi Covid-19 dengan 140.954 kematian. Kasus aktif hingga kemarin, yaitu sebanyak 49.662.