Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Amerika Serikat Menutup ICEE 2020 STIE Amkop dan SEAAM
Komentar

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Amerika Serikat Menutup ICEE 2020 STIE Amkop dan SEAAM

Komentar

Terkini.id, Makassar – ICEE yang dilaksanakan sejak Kamis, 4 Juni 2020, berlangsung selama tiga hari, sampai Sabtu 6 Juni 2020.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Amerika Serikat, Prof. Poppy Rufaidah, Ph.D. menjadi Pembicara Kunci (Keynote Speaker) sekaligus menutup acara ICEE 2020, Sabtu 6 Juni 2020.

Prof. Poppy mendiskusikan fenomena covid-19 dalam kaitan perguruan tinggi. Tidak hanya dalam konteks perguruan tinggi Amerika Serikat tetapi dalam skala global.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Amkop, Makassar sebagai tuan rumah ICEE menyambut kesediaan atase pendidikan dan kebudayaan untuk turut berpartisipasi dalam acara yang diikuti pelbagai negara.

Berpartisipasi dalam sesi terakhir, Round Table Discussion sekaligus sebagai penutup, antara lain Malaysia, dan Iraq.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

Diantara peserta University College of Yayasan Pahang, Malaysia; dan Universiti Teknikal Malaysia Melaka.

Sebelum itu, Bahtiar Maddatuang, M.Si., Ketua STIE Amkop, STIE terbaik di Indonesia timur mengemukakan peluang-peluang dan juga rancangan kerjasama dengan UCYP.

Termasuk persiapan program gelar ganda dan juga kerja sama magister manajemen dengan master of business administration.

Dalam sesi tersebut juga didiskusikan untuk acara selanjutnya. Tahun mendatang, STAI DDI Kota Makassar akan menjadi tuan rumah pelaksanaan ICEE.

Sebagai informasi, ICEE pertama kali dilaksanakan di IAIN Parepare (2018). Kemudian selanjutnya di Universitas Muhammadiyah Palu (2019), dan kemudian untuk tahun ini dilaksanakan di STIE Amkop, Makassar.

Dalam suasana wabah Covid-19, maka tahun ini ICEE dilaksanakan dalam bentuk daring. Sehingga tetap ada diskusi, juga gagasan peserta, serta publikasi.

Ismail Suardi Wekke, Scientific Committee SEAAM (Southeast Asia academic Mobility) mengemukakan bahwa pelaksanaan ICEE merupakan kolaborasi perguruan tinggi di Asia Tenggara.

“sekarang berkembang lebih luas sampai ke Brazil, Iraq, China, dan juga Belgia”,” tutup Ismail.