Terkini.id, Jakarta – Pegiat media sosial, Denny Siregar belum lama ini menyoroti ketua umum Partai NasDem Surya Paloh soal ingin menyatukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah dalam Pilpres 2024 mendatang.
Hal tersebut disampaikan Denny Siregar melalui sebuah cuitan di akun media sosial twitter miliknya.
Dalam cuitannya, Denny Siregar menyebutkan bahwa keinginan Surya Paloh tersebut agar supaya cebong dan kadrun tidak terpolarisasi.
Selain dari itu, Ia bahkan menilai bahwa rencana NasDem ini akan sulit terealisasi.
“Rencana pak SP @NasDem ingin menyatukan cebong dan kadrun supaya tidak terpolarisasi, bakalan sulit terwujud,” ucapnya. Dikutip dari Twitter. Senin, 27 Juni 2022.
- Putra IAS Hengkang dari Demokrat ke Nasdem, Daftar Bacaleg DPRD Makassar
- DPD Partai Nasdem Soppeng Penuhi Kuota 30 Persen Caleg Perempuan
- Ini Pernyataan Jokowi Mengapa Tak Mengundang Surya Paloh di Pertemuan Enam Partai Politik
- Gabung Lagi ke Partai PPP, Arfa Yusuf: Sangat Rindu Dengan Partai Berlambang Ka'bah
- Waketum DPP NasDem Sebut Johnny G Plate Tak Terlibat Dalam Korupsi BTS 4G
Lebih lanjut kata dia, cebong ingin mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sementara Kadrun kebalikannya, ingin mengganti NKRI jadi khilafah.
“Cebong itu nasionalis ingin pertahankan NKRI. Kadrun ingin ganti NKRI jadi khilafah. Gimana bisa bersatu, pak ?,” pungkasnya.
Sebelumnya, Surya Paloh mengakui telah menyodorkan komposisi nama calon presiden dan wakil presiden kepada Presiden Jokowi. Dikutip dari Populis.
Hal ini dilakukan untuk mengakhiri polarisasi cebong kadrun yang dinilainya selama ini cukup meresahkan.
Sementara itu, dalam Rakernas Partai Nasdem tahun 2022 memunculkan sejumlah figur Capres maupun Cawapres tahun 2024 mendatang.
Dalam kegiatan yang dihadiri para petinggi partai tersebut, sebanyak 34 DPW Partai NasDem telah menyerahkan sejumlah nama bakal calon presiden (capres) 2024.
Terdapat lima nama yang menjadi rising star, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Erick Thohir, Jenderal Andika Perkasa, dan Rachmat Gobel.
Suara tertinggi diduduki oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebanyak 31 suara menyusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebanyak 28 suara.