Halim Amsur Kaget Dapat Amanah Ini dari Ustadz Yahya Secara Tiba-tiba
Komentar

Halim Amsur Kaget Dapat Amanah Ini dari Ustadz Yahya Secara Tiba-tiba

Komentar

Terkini.id, Sinjai — Pengalaman menjadi seorang santri memiliki cerita dan kesan tersendiri yang tak akan pernah  terlupakan. Hiruk pikuk Perjalanan hidup semasa menjadi santri memberikan warna berbeda. Karena banyak ragam pengalaman, cerita yang tak akan pernah didapatkan ketika mengenyam pendidikan di luar pesantren. Senin, 5 Juli 2021.

Abd. Halim Amsur kaget dapat permintaan langsung dari pendiri Ponpes Syi’ar Islam usai shalat magrib.

“Nak, bisa kasih motivasi atau pengalaman dulu santri?,” pinta Ustadz Yahya sapaan M. Yahya Abdullah.

Kepada Ustadz Jalil yang duduk berhadapan dengan Ustadz Yahya diminta agar membuka pertemuan kali ini sebelum Halim Amsur menyampaikan materinya.

Dihadapan santri Ustadz Jalil mengatakan, apa saya sering saya sampaikan kepada kalian sama halnya ke senior kalian seperti Halim dkk dimasanya.

DPRD Kota Makassar 2023

“Sukses perjalanan 1.000 langkah maju sangat menentukan oleh 1 langkah finish, artinya butuh kesabaran dalam menjalani sebuah perjuangan,” singkatnya. 

Lain halnya dengan Halim, ia memulai materinya dengan mengutip pepatah, orang malas belajar atau tidak mau menderita diibaratkan bahwa ia akan sukses jika burung bangau berubah warna dari putih menjadi hitam, yang berarti bahwa sukses itu tidak instan justru butuh proses panjang bahkan harus berdarah-darah.

“Itu permisalan dalam ungkapan,” tegasmantan sekretaris umum Yayasan Syi’ar Islam Indonesia 2010-2013 itu.

“Saya bukan mengajari kalian untuk telat masuk sekolah (formal), tapi waktu saya kelas 3 Aliyah, saya berdua bersama dengan adik kelas, setiap usai Ustadz Yahya ngajar subuh saya ikuti dibelakang nya sampai di rumah nya untuk minta bimbingan khusus tentang hafalan dan tajwid serta materi keagamaan lainnya,” kata alumni angkatan ke 8 tahun 2009 ini dihadapan seluruh santri pondok pesantren Syi’ar Islam Baru. 

Selain itu, dia juga memotivasi agar santri rajin membaca dan menulis (melek literasi). Menurutnya membaca dan menulis merupakan pintu gerbang menuju cakrawala yang luas. Seseorang yang memiliki karir cemerlang serta sukses salah satunya terinspirasi dari sesuatu yang ia baca dan ia tulis. 

Kesempatan tersebut ia membeberkan budaya belajar dimasanya, menurutnya sejumlah santri dimasaku itu kalau pelajaran riyadhushalihin dan tafsir, sebelum lanjut pelajaran berikutnya maka materi sebelumnya sudah dihafal mi beserta terjemahannya, itu terbukti ketika giliran untuk mengulanginya tidak melihat buku lagi alias buku ditutup.

“Itu tanda keseriusan dalam belajar,” tutupnya sambil menyerahkan hadiah kepada masing-masing 1 orang santri putra (ballighin) dan putri (ballighat) bagi yang tetap mempertahankan budaya belajar tersebut.  

Kepada citizen terkini.id ia mengatakan, pengalaman serta kesan apapun yang saya alami di pesantren, memberikan pelajaran berarti. Suka – duka menjadi kaum bersarung serta berpeci  hanya bisa saya rasakan di lingkungan pesantren. Hidup di pesantren mengajarkanku bagaimana menjadi pribadi yang mandiri, jauh dari keluarga, saudara, sahabat yang selalu menemani.