Terkini.id, Jakarta – Presiden Joko Widodo mengakui kebijakan yang diterapkan pemerintah untuk menstabilkan harga minyak goreng tidak efektif, meskipun telah banyak cara yang dilakukan dalam kurun waktu 4 bulan sejak pertama kali kelangkaan minyak goreng terjadi.
Merespon pengakuan presiden, pengguna media sosial atau netizen menyebut bahwa bukan hanya kebijakan yang diambil Presiden Jokowi yang gagal untuk minyak goreng, tetapi juga dia (Jokowi) adalah presiden gagal dalam menyejahterakan rakyatnya.
Reaksi netizen ini sebagi bentuk protes terhadap rezim Jokowi-Ma’ruf yang selama ini dinilai tidak maksimal dalam mengambil kebijakan yang menyangkut hajat hidup rakyat Indonesia, termasuk dalam hal kebijakan minyak goreng.
“Bukan cuma kebijakan migor yang gagal tapi lebih tepat sebagai presiden saya gagal”, tulis netizen, dikutip dari kolom komentar CNN Indonesia, Kamis 28 April 2022.

Selain itu, netizen menyebut bahwa semestinya jika merasa gagal dalam mengambil kebijakan, maka harus lebih legowo untuk meletakkan jabatan. Netizen juga menyebut bahwa Jokowi tidak konsisten dengan apa yang dilakukan.
- Presiden Jokowi Buka ASEAN Business Investment Summit 2023
- Helmi Felis ke Jokowi: Bukan Percuma Pak! Tuanya Nanti Jadi Penipu, Umbar Janji Boro-Boro Ditepati
- Jokowi Tidak Suka Panggilan Pak Lurah, Denny Siregar Juga Panggil Pak Lurah
- Jadwal Piala Dunia U-17 Bentrok dengan Konser Coldplay, Begini Respons Jokowi
- Ketidakpastian Global Sedang Melanda Dunia, Jokowi Ingatkan Jangan Salah Pilih Pemimpin
“Banyak kebijakan anda yang gagal, masih masu bertahan jadi presiden? Kalau anda konsisten dari awal ga minat copras capres mungkin bapak bisa lebih suskes karena ruang lingkupnya lebih kecil. Sayangnya konsisten merupakan hal yang tidak dimiliki anda sampai saat ini”, komentar netizen.

Diwartakan sebelumnya, Jokowi mengaku bahwa serangkaian kebijakan yang diambil pemerintah untuk menurunkan harga minyak goreng gagal.
“Saya sebagai presiden, tak mungkin membiarkan itu terjdi. Sudah 4 bulan kelangkaan berlangsung dan pemerintah sudah mengupayakan berbagai kebijakan, namun belum efektif”, kata Presiden Jokowi, dikutip dari laman CNN Indonesia.
Gagalnya kebijakan menurunkan harga minyak goreng membuat presiden Jokowi mengambil langkah untuk melarang ekspor bahan baku minyak goreng di seluruh wilayah tanah air.
Dia kemudian mewanti-wanti para pelaku usaha minyak goreng untuk lebih melihat permasalaan yang dihadapi saat ini dengan lebih jernih dan lebih baik.
Kendati demikian, Jokowi mengatakan bahwa sebetulnya kebutuhan minyak goreng dalam negeri sangat mudah terpenuhi, terlebih kapasitas produksi bahan baku minyak goreng jauh lebih besar dari kebutuhan dalam negeri.
“Prioritaskan di dalam negeri, penuhi kebutuhan rakyat. Semestinya kalau melihat kapasitas produksi, kebutuhan dalam negeri bisa dengan mudah tercukupi”, kata Jokowi.
Jokowi kemudian berjanji untuk mencabut kebijakan melarang ekspor bahan baku minyak goreng keluar negeri apabila kebutuhan dalam negeri telah terpenuhi.
“Begitu kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi, tentu saya akan cabut larangan ekspor karena saya tau negara perlu pajak, negara perlu devisa, negara perlu surplus neraca perdagangan, tapi memenuhi kebutuhan pokok masyarakat adalah hal yang lebih penting”, tambahnya.
Seperti diketahui, harga minyak goreng melonjak tajam dari Agustus 2021 dengan harga awal Rp 14.000 per liter, kini naik menjadi Rp. 20.000 perliter. Upaya pemerintah telah banyak dilakukan untuk menstabilkan harga, namun hingga saat ini belum ada satupun kebijakan itu yang berhasil dan dirasakan oleh rakyat.