Terkini, Beijing – Dalam upaya memperkuat diplomasi kesehatan dan kolaborasi ekonomi berbasis sains, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D., mengajak International Cooperation Center of the National Development and Reform Commission (NDRC-ICC) Republik Rakyat Tiongkok untuk berinvestasi di sektor herbal dan obat tradisional Indonesia.
Pertemuan strategis ini dihadiri oleh jajaran pejabat tinggi NDRC-ICC, antara lain Wu Hongliang (Direktur), Wang Lixin (Direktur Divisi Kegiatan Utama), Yang Hailong (Peneliti Asisten), Shan Shiyao (Staf), dan Wang Yizheng (Personel Proyek).
Dari pihak industri farmasi, hadir pula China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm) yang diwakili oleh Zhang Haoji dan Xie Deying, serta perwakilan dari Haikou National High-Tech Industrial Development Zone.
Dalam pertemuan tersebut, Prof. Taruna Ikrar didampingi oleh dr. Wachyudi Muchsin, S.Ked., S.H., M.Kes., C.Med., Staf Khusus Kepala BPOM RI, serta Lynda K. Wardhani, Ph.D., Kepala Biro Kerja Sama dan Humas BPOM RI.Senin 10 November 2025.
Prof. Taruna menegaskan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman obat potensial, namun baru sekitar 2.000 yang dimanfaatkan secara farmasi dan fitoterapi.
Menurutnya, kerja sama dengan Tiongkok yang telah memiliki ekosistem kuat dalam pengembangan Traditional Chinese Medicine (TCM) akan membuka peluang besar bagi pengembangan Traditional Indonesian Medicine (TIM) menuju pasar global.
- Wali Kota Makassar Dorong Kolaborasi Kemenag Perkuat Toleransi dan Pembinaan Keagamaan
- Wali Kota Makassar Apresiasi Polrestabes Ungkap 20 Kilogram Narkotika
- Bangun Sinergitas, Kapolda Berkunjung ke DPRD Sulsel
- Dispar Makassar Gelar Sertifikasi Profesi Fotografer
- BNI Wilayah 07 Makassar Serahkan Bantuan Ambulans ke RSP Universitas Hasanuddin, Dukung Layanan Kesehatan Masyarakat
“Indonesia bukan hanya kaya sumber daya alam, tetapi juga pengetahuan tradisional yang teruji lintas generasi. Kami mengundang mitra strategis dari Tiongkok untuk berinvestasi dalam riset, inovasi, dan pembangunan kawasan industri herbal berkelas dunia di Indonesia,” ujar Prof. Taruna Ikrar.
Lebih lanjut, Prof. Taruna menekankan bahwa dengan jumlah penduduk Indonesia mencapai sekitar 286 juta jiwa, kerja sama investasi herbal ini berpotensi memberikan dampak ekonomi bernilai puluhan triliun rupiah, baik dari sisi industri hilir, ekspor, maupun penciptaan lapangan kerja baru.
> “Pasar domestik Indonesia yang sangat besar merupakan kekuatan tersendiri. Bila dikelola dengan regulasi dan riset yang tepat, produk herbal Indonesia tidak hanya akan memenuhi kebutuhan nasional, tetapi juga menembus pasar internasional. Nilai ekonominya bisa mencapai puluhan triliun rupiah per tahun,” tegasnya.
Kepala BPOM juga menyoroti pentingnya membangun Green Herbal Park sebagai bagian dari strategi “ABG Collaboration” sinergi Academic, Business, dan Government untuk mempercepat hilirisasi produk herbal yang aman, bermutu, dan berdaya saing global.
Inisiatif ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, di mana sektor kesehatan, bioteknologi, dan industri farmasi berbasis bahan alam menjadi motor pertumbuhan ekonomi berkelanjutan serta wujud kontribusi Indonesia terhadap kesehatan dunia.
“Kolaborasi antara BPOM dan NDRC-ICC bukan hanya investasi ekonomi, tetapi investasi pada masa depan kesehatan umat manusia,”imbuh Prof. Taruna.
Pertemuan tersebut diakhiri dengan komitmen kedua pihak untuk menindaklanjuti peluang investasi dan riset bersama melalui mekanisme Joint Working Group on Herbal Innovation and Regulatory Science, yang akan difokuskan pada penguatan standar, teknologi ekstraksi, dan uji klinis berbasis bukti ilmiah.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
