Terkini.id, Jakarta – Pengamat politik, Muhammad Mualimin memberikan sorotan keras terhadap Anies Baswedan. Menurutnya, Gubernur DKI Jakarta itu memakai politik sektarian yang bertentangan dengan Pancasila.
Hal itu diungkapkan pengamat politik dari Lingkar Wajah Kemanusiaan (LAWAN Institute) tersebut menanggapi kritikan warga terhadap Anies Baswedan saat meletakkan batu pertama pembangunan Masjid At Tabayyun di Kompleks Perumahan Taman Villa Meruya (TVM), Jakarta Barat.
Adapun kritikan terhadap kegiatan Anies tersebut terlihat dari sejumlah spanduk kontra terhadap pembangunan masjid di lokasi ruang terbuka hijau itu terpasang.
Mualimin menilai, seharusnya Anies Baswedan bijak menanggapi protes dan mendengarkan suara warga.
Akan tetapi, menurut Mualimin, mantan Mendikbud itu malah menyontek politik Recep Tayyip Erdogan dimana presiden Turki itu kerap mengalihfungsikan tempat umum menjadi masjid untuk muslim.
- Rezki Mulfiati Turut Dampingi Anies Baswedan Hadiri Silaknas ICMI
- Makan Siang Bareng Jokowi, Anies Baswedan: Terima Kasih Atas Jamuan dan Bincang-bincangnya!
- Bacapres Ini Ungkap Isi Pertemuannya dengan Presiden Jokowi Bersama Bacapres Lainnya
- Megawati Pilih Mahfud MD Pendamping Ganjar, Sandiaga Uno Mengaku Merasa Sedih
- Gagasan Anies Baswedan Soal Satu Ekonomi dan Harga Setara di Indonesia
Ia pun menilai, politik seperti Erdogan tersebut merupakan politik sektarian yang bertentangan dengan Pancasila.
“Anies menyontek politik Erdogan di Turki, di mana ruang untuk umum dialihfungsikan menjadi masjid untuk muslim. Ini jelas politik sektarian yang bertentangan dengan Pancasila,” tegas Mualimin, dikutip terkini.id dari GenPi, Sabtu 28 Agustus 2021.
Lantaran hal itu, Mualimin pun mempertanyakan soal keadilan seorang Anies Baswedan terhadap hak agama nonmuslim seperti Kristen, Budha, Konghucu, dan Hindu di Jakarta.
“Mana keadilan gubernur? Di mana etika publik seorang yang digaji masyarakat?,” ungkapnya.
Mualimin berpendapat, apabila Anies Baswedan jadi politisi sukses maka dirinya takut Indonesia akan berubah menjadi Afghanistan-nya Taliban.
“Gaya politik Anies berbahaya bagi Indonesia yang plural dan multiagama,” ujarnya.