Terkini.id, Makassar – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Bambang Kusmiarso, mengatakan pihaknya telah melakukan survei ihwal kondisi perekonomian di Sulsel.
Di tengah situasi pandemi COVID-19, masyarakat cenderung tidak terlalu optimis terhadap kondisi perekonomian daerah saat ini.
Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang sebesar 72,4; di bawah batas indeks optimis 100 dan terendah dalam 12 tahun terakhir.
“Secara lebih mendalam dapat diketahui bahwa kurang tersedianya lapangan kerja menjadi faktor utama penyebab menurunnya tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini,” kata Bambang Kusmiarso, Senin, 8 Juni 2020.
Tercatat indeks ketersediaan lapangan kerja pada Mei 2020 mencapai 13,0, jauh di bawah batas indeks optimis (100). Kondisi penghasilan saat ini, kata dia, turut menurunkan optimisme konsumen.
- Dukung Program Bibit Unggul Pemprov Sulsel, BI Sukses Panen Perdana Padi Demplot Varietas Gamagora
- Pengurus IMA Makassar Sambangi Bank Indonesia, Bahas Pengembangan Program Ekonomi dan Pariwisata 2026
- AMBF X SSIF 2025, UMKM di Sulsel MoU Kesepakatan Ekspor Rp206,4 Miliar dengan Buyer
- Bulan Ekonomi dan Keuangan Syariah 2025, Sekprov Sulsel Dorong Skema Kredit Pesantren Tanpa Bunga
- BI Sulsel Tutup Bulan Ekonomi dan Keuangan Syariah 2025, Zona Khas dan Juleha Meningkat
“Ditunjukkan oleh indeks penghasilan konsumen saat ini yang sebesar 27,5. Dari sisi pengeluaran, konsumsi barang-barang kebutuhan tahan lama masyarakat juga berada di bawah batas optimis dengan indeks 71,” ungkapnya.
Meski berpandangan tidak terlalu optimis terhadap kondisi ekonomi saat ini, namun masyarakat meyakini bahwa kondisi ekonomi 6 (enam) bulan ke depan akan lebih baik dibandingkan saat ini.
Baik dari sisi penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, maupun kegiatan usaha. Indeks ekspektasi penghasilan mencapai 116, sementara indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja dan indeks ekspektasi kegiatan usaha masing-masing sebesar 104 dan 103.
“Pandangan positif tersebut terbentuk seiring dengan keyakinan masyarakat terhadap penghasilan yang kembali normal dan pelaksanaan kegiatan atau proyek swasta dan Pemerintah setelah sebelumnya tertunda akibat penyebaran COVID-19,” cetusnya.
Ia mengatakan optimisme pemulihan perekonomian memerlukan dukungan konsistensi kebijakan pemerintah dalam penanganan COVID-19.
“Begitupun peningkatan pemahaman masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan dalam kegiatan keseharian,” pungkasnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
