Polemik TWK KPK, Ferdinand: Orang Lain yang Tidak Nasionalis, Jokowi yang Disalahkan
Komentar

Polemik TWK KPK, Ferdinand: Orang Lain yang Tidak Nasionalis, Jokowi yang Disalahkan

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Ferdinand Hutahaean menyindir orang-orang yang menyalahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas tidak lulusnya 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menjalani Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

Ferdinand Hutahaean menilai bahwa para pegawai yang tak lulus itu adalah mereka yang tak nasionalis. 

Maka, ia heran mengapa orang-orang justru menyalahkan Jokowi, padahal para pegawai itulah yang tak nasionalis.

Ia lantas mempertanyakan di mana nalar dan pikiran orang-orang yang justru menyalahkan Jokowi atas kegagalan para pegawai KPK tersebut.

Pernyataan Ferdinand itu dapat dilihat dalam video berjudul ‘Benarkah KPK Kiamat Tanpa Novel Baswedan?’ yang ia unggah di kanal Youtube-nya pada Jumat, 7 Mei 2021.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

Ferdinand mengatakan bahwa seluruh masyarakat Indonesia seharusnya senang jika orang-orang yang tak lulus wawasan kebangsaan tidak dapat menjadi Aparatur Sipil Negara.

Hal itu karena ia berpikir bahwa mereka yang tak lulus berarti tak mencintai Indonesia, tak siap bela negara, tak menerima ideologi tunggal Pancasila, dan tak siap bertoleransi dengan perbedaan dalam bangsa.

Ferdinand lantas menilai bahwa mereka yang mendukung 75 pegawai KPK itu berarti juga memiliki sikap yang sama dan hanya menggunakan kesempatan untuk menyerang pemerintah.

Presiden Jokowi, kata Ferdinand, disalahkan secara membabi buta oleh kelompok-kelompok yang mendukung para pegawai KPK yang gagal tersebut.

“Ada apa dengan mereka? Mengapa Jokowi yang disalahkan, orang lain yang tidak nasionalis, orang lain yang tidak cinta bangsanya, orang lain ynag tidak cinta negerinya, orang lain yang tidak cinta Pancasila, tetapi Jokowi yang disalahkan.” katanya.

Ferdinand melanjutkan bahwa seharusnya orang-orang ini merasa bangga sebab tes wawasan kebangsaan tersebut telah menyaring orang-orang yang tak layak di KPK.

“Hei Bung, di mana nalarmu? Di mana pikiranmu? Harusnya kau bangga bahwa ternyata tes wawasan kebangsaan ini adalah upaya negara membersihkan KPK dari kelompok-kelompok yang memang tidak layak bekerja di sana,” tambahnya.