Terkini.id, Jakarta – Otoritas Arab Saudi baru-baru ini dikabarkan telah menangkap Sheikh Abdullah Basfar, salah seorang pembaca Al-Quran (Qari) dan ulama terkenal di kalangan muslim.
Penangkapan tersebut diungkapkan the Prisoners of Conscience melalui akun Twitter.
Mengutip dari Middle East Monitor (MEMO), Selasa 8 September 2020, akun Twitter the Prisoners of Conscience menyampaikan bahwa Syekh Basfar ditangkap pada Agustus lalu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana dan di mana dia ditangkap.
“Kami mengonfirmasi penahanan Syekh Dr Abdullah Basfar sejak Agustus 2020,” tulis akun Prisoners of Conscience.
Basfar merupakan seorang profesor di departemen Sharia dan Islamic Studies di King Abdul Aziz University di Jeddah. Basfar juga adalah mantan Sekretaris Jenderal Organisasi Kitab dan Sunnah Dunia.
- Membanggakan, Pebalap Astra Honda Kembali Ukir Prestasi di Balapan Internasional dan Nasional
- Bersama Pemkab Kolaka, PT Vale Sampaikan Komitmen untuk Pemberdayaan Tenaga Kerja dan Pengusaha Lokal
- Astra Motor Sulsel Dukung Program Bengkel TEFA SMKN 1 Papalang Sulbar
- Selamat! Najamuddin Lontong Terpilih Aklamasi Pimpin KKBM Kaltara
- Majelis Taklim Nurul Solthana Kota Makassar Resmi Dikukuhkan, Punya Kelompok Pelatihan Beladiri
Laporan terkait penahanan Syekh Basfar bertepatan dengan laporan tentang penahanan Syekh Saud Al-Funaisan, yang ditangkap pada bulan Maret.
Al-Funaisan adalah seorang profesor universitas dan mantan dekan fakultas Syariah di Universitas Al-Imam di Riyadh.
Namun, beberapa orang memuji penahanan ini sebagai bagian dari tindakan keras terhadap ekstremisme di kerajaan itu, berdasarkan rencana Putra Mahkota Saudi Mohamed Bin Salman untuk menghapus identitas agama Arab Saudi.
Tetapi sejumlah besar warga Saudi mengungkapkan kemarahan mereka atas penahanan tersebut. Surat kabar online Rai Al Youm mengungkapkan, mengutip seorang warga Saudi, di Twitter: “Elit yang kita butuhkan ada di penjara.”
Akun Twitter warga Saudi lainnya yang dilaporkan oleh Rai Al Youm memposting: “Ulama kami ditahan secara sewenang-wenang, sementara orang-orang sepele menikmati kebebasan dan menyebarkan korupsi di negara tersebut. Ini adalah kampanye terbuka untuk menyingkirkan Islam dan menyebarkan kejahatan di tanah Haramin. “
Sejak 2017, ketika putra mahkota mengambil alih kekuasaan, dia telah menindak ulama, jurnalis, akademisi, dan aktivis dunia maya atas pandangan kritis mereka tentang cara dia memerintah negara dan rencananya untuk mensekulerkannya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
