Review Film Incantation: Seorang Ibu yang Dikutuk dan Film yang ‘Terkutuk’
Komentar

Review Film Incantation: Seorang Ibu yang Dikutuk dan Film yang ‘Terkutuk’

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Negara Taiwan kembali merilis film horor berjudul Incantation. Film horor yang disebut sebagai film horor Taiwan terseram sepanjang masa ini telah rilis secara global di layanan streaming platform Netflix.

Film yang digarap oleh sutradara Kevin Ko ini dibintangi oleh Tsai Hsuan-yen, Kao Ying-Hsuan, RQ, Sean Lin, dan Huan Sin-ting. Film Incantation ini cukup menarik perhatian masyarakat Tanah Air.

Melansir dari berbagai sumber, Incantation memiliki narasi yang terinspirasi dari kisah nyata dari seorang pemuja aliran sesat yang ada di Kaohsiung, Taiwan. Film ini masuk dalam penghargaan film Taipei dengan memiliki tujuh nominasi seperti kategori narasi terbaik, aktris terbaik, dan sutradara terbaik.

Film ini menceritakan Li Ronan, seorang ibu yang dulunya memiliki sebuah tim pemburu hantu beranggotakan 3 orang bersama teman dan pacarnya, telah melanggar peraturan yang sangat sakral dan harus menanggung resikonya yaitu hadirnya kutukan yang menurun ke anak perempuan semata wayangnya.

Incantation hadir dengan suguhan horor yang berbeda. Dengan menghadirkan konsep mokumenter atau found-footage, film ini memiliki sajian teror yang jarang ditemui di film horor pada umumnya. Ketika penonton sebelumnya melihat film horor dengan konsep yang sama di The Medium (2021), Incantation tentunya memiliki cerita yang berbeda. Namun, kesan horor dan ketegangan yang dihadirkan hampir berada di level yang sama.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

Film ini diawali dengan pengakuan Li Ronan yang dahulu pernah melanggar peraturan tersebut yang akhirnya ia harus kehilangan kedua orang tuanya karena kutukan tersebut. Cerita yang tentunya tidak bertele-tele karena imbas yang ia lakukan pada saat remaja dan kutukan terus ada membuat film ini dihadiri oleh teror tanpa henti sejal awal film ini dimulai.

Dengan berdurasi sekitar 111 menit, Incantation hadir dengan narasi beralur maju dan mundur. Dengan kata lain, alur mundur yang memperlihatkan awal mula Li Ronan beserta timnya mengenal ritual yang dimiliki oleh salah satu anggotanya dan kronologi terjadinya pelanggaran peraturan tersebut. Kemudian adanya alur maju yang memperlihatkan hadirnya kutukan akibat yang ia lakukan pada 10 tahun sebelumnya. 

Adanya narasi dengan model tersebut membuat penonton cukup jelas dengan apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh tokoh utama. Kedua alur tersebut memiliki tingkat ketegangan yang diluar ekspektasi dan teror yang dihadirkan terus menerus bermunculan hingga penonton dibuat sulit untuk bernafas. Begitu pula dengan beberapa momen yang hadir seperti atmosfir tempat dan ritual-ritual mengganggu yang membuat bulu kuduk berdiri.

Kevin Ko cukup cerdik dengan idenya dan premis film yang ada diracik seolah-olah film ini benar-benar terkutuk secara nyata. Tentunya hal tersebut dibantu oleh protagonis utama yang mengajak penonton seolah-olah masuk ke dalam film dan mantra-mantra yang ada dibuat terngiang terus menerus di dalam isi kepala. Akhir film yang dihadiri oleh kejutan serasa film ini sulit untuk dilupakan.

Tsai Hsuan-yen memiliki performa akting yang patut diapresiasi. Perannya sebagai seorang ibu dengan emosi yang rumit sangat hidup dan memiliki kesan yang mendalam. 

Incantation hadir dengan sajian horor yang tidak biasa dan memiliki konsep yang tidak untuk semua orang. Dengan adanya teror tanpa henti dan kejutan-kejutan yang ada membuat film ini menjadi tontonan yang menghibur.