Sempat Ateis, dr Tirta Ungkap Kisah Jadi Mualaf, Ngaku Ibunya Keturunan China dan Beber Tragedi 98 yang Mengerikan
Komentar

Sempat Ateis, dr Tirta Ungkap Kisah Jadi Mualaf, Ngaku Ibunya Keturunan China dan Beber Tragedi 98 yang Mengerikan

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Dokter Tirta yang bernama lengkap Tirta Mandira Hudhi baru-baru ini mengungkap kisahnya menjadi seorang mualaf.

Selain itu, ia juga membeberkan soal sang ibu yang merupakan keturunan China hingga terjadinya peristiwa 98 yang mengerikan.

Ya, dalam salah satu kesempatan, dr. Tirta memang pernah menjelaskan terkit latar belakang keluarganya yang berbeda agama. Ia mengaku terlahir dari ayah Muslim dan Ibu Nasrani.

“Aku lahir dalam kondisi yang jujur enggak enak, ya,” buka dr. Tirta, dikutip terkini.id dari Hops pada Kamis, 9 Desember 2021.

“Bapakku adalah seorang petani, dia Jawa dan Muslim. Ibuku keturunan China, dia lulusan pertanian. Karena enggak ada duit, dia jadi karyawan Non Muslim. Mereka nikah melahirkan aku anak tunggal.”

DPRD Kota Makassar 2023

Kematian tragis sang ibu yang memilih untuk lompat dari lantai 24 pun ternyata membuat Tirta sempat memilih menjadi ateis.

Sedihnya, rupanya meninggalnya obunda dr. Tirta sendiri terjadi pada 1998 saat terjadi tragedi mengerikan di Solo.

“Yang dari situ aku ngerasain tragedi 98 di Solo. Pada waktu itu nyokap loncat dari lantai 24. Pilihannya cuma dua, mati dibakar atau loncat. Nyokap pilih loncat,” bebernya pilu.

“Dari situ aku tahu tentang rasialisme, sara, agama, dan aku memutuskan untuk ateis dari SD, SMP, SMA.”

Namun, saat kuliah, dr. Tirta semakin terbuka dengan berbagai agama yang ada sehingga ia akhirnya memutuskan untuk menjadi mualaf di usia 23 tahun.

“Cuman ketika aku masuk UGM, aku ketemu dengan berbagai macam orang karakter. Kalau kita di kampus itu banyak kawan dari suku mana, suku mana. Dari situ aku terbuka dan aku memutuskan untuk mualaf di usia 23 tahun dan ya sudah, aku bisa menghargai agama lain,” tuturnya.

“Jadi sekarang kalau ada orang beribadah atau apa, aku tidak langsung close minded ya, dari situ aku respect,” pungkas dr. Tirta.