Rasa takut kehilangan itu, sejatinya adalah pengakuan paling jujur dari hati yang lemah. Bahwa kita tak berdaya. Bahwa kita bukan pemilik apa pun.
Segalanya hanyalah titipan dari Allah , orang-orang yang kita cintai, rezeki yang kita genggam, bahkan napas yang kita hirup. Namun, kita sering lupa.
Kita menggenggam terlalu erat sesuatu yang seharusnya hanya kita titipkan kepada Allah.
Dan ketika takdir datang mengambilnya, barulah kita sadar: takdir bukan musuh, tapi cermin dari kasih sayang Tuhan.
Ia mengambil sesuatu, bukan untuk menyakiti, tapi untuk menyelamatkan hati dari keterikatan yang berlebihan
- Festival Pinisi 2025: DLH Bulukumba Angkut 3,9 Ton Sampah di Pantai Merpati
- Perkuat Kolaborasi Daerah, Bank Sulselbar dan KSP Berkat Teken KesepakatanKerja Sama
- BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Sulawesi Maluku Gelar Kegiatan Employee Volunteering di CPI Makassar
- Tanggapan PT Vale Terkait Demonstrasi Penyaluran Dana Kompensasi Kebocoran Pipa Minyak di Towuti
- PLN Hadirkan Harapan di Pulau Samalona, Sinar Terang SuperSUN untuk Pariwisata Berkelanjutan
Agar kita kembali berserah kepada Dia yang tak pernah meninggalkan, yang menggenggam jiwa.
Beriman kepada qada dan qadar berarti berani percaya, bahkan ketika kita tidak bisa mengerti.
Percaya bahwa kehilangan pun adalah bentuk ujian dan peringatan.
Bahwa di balik setiap air mata, ada hikmah yang sedang Allah tanam dalam jiwa.
Saya teringat ceramah ustadz , bahwa ada amalan yang pahalanya lebih besar dari pahala syahid. Ia adalah perasaan ikhlas dan ridho dalam menerima takdir yg sudah ditetapkannya….
Maka, jangan takut dengan takdir…
Cintailah takdirmu dengan keikhlasan, karena apa pun yang ditetapkan Allah tidak pernah sia-sia.
Yang pergi, sejatinya hanya berpindah tempat.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
