Terkini.id, Jakarta – Rekaman CCTV detik-detik penembakan dr. Sunardi oleh Densus 88 Antiteror Polri akhirnya terungkap.
Adapun video menegangkan antara pihak Densus 88 dan dr. Sunardi tersebut diungkap oleh Komisi Nasional Hak Asasi (Komnas HAM).
Choirul Anam, Komisioner Komnas HAM, mengatakan bahwa video itu didapat dari CCTV milik warga.
Nah, dari video itu, lantas diketahui ternyata dr. Sunardi memang sangat ‘ngeyel’, bahkan setelah tembakan peringatan dikeluarkan.
“Kami tunjukkan semua dalam proses tadi, termasuk juga bagaimana kronologi tembakan,” terang Anam, dikutip terkini.id dari tayangan YouTube Komnas HAM RI via Voi pada Rabu, 16 Maret 2022.
“Jadi, ada sembilan tembakan. Tembakan sembilan kali, satu kali di bawah.”
Video itu diawali dengan dr. Sunardi yang tampak mengendarai mobil double cabin di sebuah jalan.
Saat itu, Anam menyebut belum ada anggota Densus 88 karena mereka masih memastikan pengendara mobil itu benar target mereka atau bukan.
“Ini mulai dibuntuti, tadi kami dijelaskan agak detail di titik ini. Ada dua orang, yang di double cabin sudah masuk di sana. Itulah yang anggotanya.”
Anam mengatakan, dr. Sunardi memacu mobilnya itu dalam kecepatan tinggi. Selanjutnya, petugas yang sudah naik ke bak mobil itu meminta ia memberhentikan kendaraannya, tapi yang terjadi justru sebaliknya.
Sang tersangka, sambung Anam, mengabaikan perintah itu sehingga Densus 88 pun memberikan tembakan peringatan.
“Ini dua orang polisi. Jadi setelah diperingatkan, ya, disuruh berhenti dan sebagainya. Diperingatkan suruh berhenti, dicegat begini sama petugas. Habis itu tetap dia (jalan),” jelasnya sambil menunjuk video yang ditayangkan di proyektor.
“Mau dikasih tembakan peringatan setelah turun, ditunjukkan bahwa dia polisi tetap jalan. Di situlah ada nabrak yang pertama. Nah, ini, petugas yang turun dari mobil, petugas Innova naik ke kabin.”
Setelah kejadian itu, kejar-kejaran pun tak terelakkan antara dr. Sunardi dan Densus 88. Anam menyebut mobil sang dokter bahkan sempat melaju hingga ke pinggir jalan.
Tak hanya itu, mobil double cabin itu juga sempat serempetan dengan mobil petugas hingga timbul percikan api.
“Indi dipepet tapi tetap saja disuruh berhenti enggak mau,” tegasnya.
“Ini batas jalan aspal ini, tanahnya, kayak di bahu jalan kalau di tol. Lanjut, ini ada yang lebih jelas, tapi enggak mau berhenti. Ini kemudian mulai serempetan sampai muncul percikan api. Jadi, itu proses kejar-kejarannya.”
Anam kemudian menyebut dr. Sunardi juga tidak mau berhenti ketika Densus 88 sudah menembak dirinya.
Sebelum itu, anggota yang akan menangkap sebenarnya juga sudah menunjukkan surat penangkapan.
“Dikasih tembakan ke udara (tembakan peringatan, red) enggak berhenti-berhenti. Yang sebelah kiri (tempat penumpang) bagian depan ditembak juga enggak berhenti, lalu tembak tangan enggak berhenti, tembak bahu enggak berhenti, tembak badan itu enggak berhenti terus akhirnya baru nabrak.”
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
 Mitra Terkini
Mitra Terkini
