Warga China Pilih Lawan Cuaca Dingin dan Lonjakan Covid-19
Komentar

Warga China Pilih Lawan Cuaca Dingin dan Lonjakan Covid-19

Komentar

Terkini.Id, Jakarta – Sejumlah warga di kota-kota utamaseperti Beijing, Shanghai, dan Wuhan memilih melawan cuaca dingin dan lonjakan infeksi Covid-19 untuk kembali ke aktivitas rutin pada Senin, 2 Januari 2023.

Mereka yakin akan adanya pertumbuhan ekonomi seiring bertambahnya jumlah yang pulih.

Sejumlah orang menikmati pencabutandengan berkumpul untuk bermain kereta luncur atau seluncur es di danau beku di Taman Danau Shichahai di ibu kota.

“Epidemi tidak memberi kami kesempatan untuk datang dan bermain. Setelah berakhirnya penguncian ini, kami tidak perlu lagi memindai kode kesehatan dan juga tidak perlu memeriksa kode perjalanan. Jadi kami bebas sekarang,” kata Yang, salah satu pengunjung taman, yang hanya menyebutkan satu nama.

Zhong, seorang mahasiswa berusia 22 tahun, yang juga berada di danau itu, mengatakan dia tidak meninggalkan rumah selama dua atau tiga minggu setelah dia terinfeksi.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

“Sekarang saya bisa keluar dan ini waktu yang tepat untuk liburan Tahun Baru. Saya ingin berkeliling di Beijing, melihat dan merasakan suasana pesta.”

China mencabut kebijakan “nol-Covid” yang ketat pada 7 Desember 2022 untuk mengadopsi strategi hidup dengan virus. Gelombang infeksi sejak itu meletus secara nasional.

Di tengah lonjakan perjalanan liburan yang diharapkan, Istana Potala yang spektakuler di Tibet akan dibuka lagi untuk pengunjung mulai 3 Januari 2023, setelah ditutup pada Agustus tahun lalu karena wabah Covid-19, dilansir dari tempo.co, Senin, 2 Januari 2023.

Sementara lalu lintas meningkat lagi di jalan-jalan Beijing karena orang-orang dengan cepat kembali ke tempat-tempat luar ruangan, seperti danau, sungai, dan pusat perbelanjaan. Tetapi bisnis masih lambat di beberapa tempat yang lebih kecil dan terbatas seperti restoran, kata pemilik.

“Produksi, pekerjaan, kehidupan, dan hiburan semuanya kembali ke tingkat normal,” kata seorang pria bermarga Wu kepadaReutersdi tepi sungai di pusat kota Wuhan, tempat pandemi dimulai tiga tahun lalu.