Terkini.id, Jakarta – Beredar video lawas pernyataan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias ahok, dirinya menyinggung Anies soal kata-kata.
Video itu beredar di sosial media, setelah ditelusuri ternyata pernyataan itu disampaikan Ahok 3 tahun lalu saat ditanya soal banjir Jakarta.
Banjir Jakarta saat ini menjadi pembahasan hangat bagi publik terutama warganet, sebagaimana diwartakan sebelumnya bahwa Anies Baswedan saat ini tengah dihujani kritikan soal banjir.
Beredar video lawas di sosial media tentang pernyataan Ahok soal banjir, setelah ditelusuri video itu bersumber dari youtube Suaradotcom yang diunggah 3 tahun lalu, dilansir Terkini.id pada Selasa, 19 Juli 2022.
Dalam video itu Ahok diwawancara soal penanganan banjir, kemudian dirinya menjelaskan bahwa sarana penanggulangan banjir di Jakarta sudah cukup baik jika dioprasionalkan dengan baik.
- Anies Baswedan Angkat Bicara Terkait Polemik JIS
- Perayaan Malam Tahun Baru di DKI Jakarta Hasilkan 74 Ton Sampah
- Helmi Felis Sebut Anies Baswedan Tercatat Sejarah: Kakek Sampe Neneknya Frontliner!
- Jubir PKB Dira Martamin Sebut Anies Baswedan Terkena Sindrom Thanos: Yang Paling Hebat!
- Kerap Sudutkan Anies, Politisi NasDem ke Ruhut: Lebih Baik Narasinya Seputar Gagasan
Selanjutnya, mantan gubernur itu ditanya soal pendapatnya tentang normalisasi dan naturalisasi dalam penanganan banjir.
Sambil tertawa, Ahok menyinggung Gubernur DKI Jakarta terpilih setelahnya, ia menyampaikan bahwa gubernur sekarang lebih pintar soal kata-kata itu dibandingkan dirinya.
“Pak untuk penanganan banjir (lebih baik) normalisasi atau naturalisasi?,” ujar salah satu wartawan kepada Ahok ketika mantan gubernur itu hendak berjalan.
Kemudian terlihat Ahok tersenyum beberapa saat sambil mengusap tangan dan menyampaikan pernyataan yang menyinggung Anies.
“Aduh kalau soal kata-kata gitu, pak gubernur sekarang lebib pintar dari saya!,” ujar Ahok menyampaikan jawabannya saat ditanya soal banjir itu.
Bukan hanya soal banjir, Ahok juga sempat bercerita kepada media bahwa negara berkembang seperti Indonesia tidak perlu teori baru, cukup contek negara lain.