Terkini.id, Jakarta – Partai Demokrat menyampaikan bahwa mereka sedang dalam proses untuk mengungkap dan menumpas rencana kudeta terhadap Agus Harimuti Yudoyono (AHY) sebagai Ketua Umum.
Partai Demokrat juga menampik isu bahwa AHY tidak memiliki pengaruh kuat di Partai Demokrat dan mengatakan bahwa AHY justru memimpin langsung pengungkapan kudeta.
Menurut Herzaky Mahendra Putra, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, AHY memimpin semua proses mulai dari perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan pengungkapan kudeta.
“Yang memimpin perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan pengungkapan dan penumpasan gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat, adalah Ketua Umum, Agus Harimurti Yudhoyono. Ada beberapa kali rapat dengan pengurus teras Partai Demokrat yang dilakukan Ketua Umum AHY secara intens menjelang konferensi pers,” jelas Herzaky Mahendra Putra, Kamis, 11 Februari 2021, seperti dilansir dari detiknews.
Seperti diketahui sebelumnya, beberapa orang yang disebut-sebut ingin mengudeta AHY yaitu Nazaruddin, Johny Alen Marbun, Marzuki Alie, dan Max Sopacua.
Max Sopacua bicara soal kemungkinan Moeldoko jadi Ketum Baru Demokrat
- Nantikan Pesta Rakyat, Honda Makassar Culinary Night 2025 Siap Digelar di Monumen Mandala
- Sepuluh Tahun Jadi Ojol, Fikri Ibrahim Buktikan Ketulusan Bisa Berbuah Penghargaan
- Wali Kota Makassar Sambut Delegasi ACRS 2025 dengan Jamuan Budaya di Atas Kapal Pinisi
- Keren! Aston Makassar Menjadi Salah Satu Hotel Favorit Pelatihan Table Manner
- 3 Ide Konten Affiliate Bertema Liburan Akhir Tahun
Sementara AHY sedang melakukan bersih-bersih internal, Max Sopacua yang namanya disebut-sebut sebagai salah satu orang yang ingin mengudeta AHY justru bicara soal kemungkinan Moeldoko jadi Ketum Baru.
Max Sopacua, Ketua Dewan Pembina Partai Era Masyarakat Sejahtera (EMAS) mengatakan bahwa Moeldoko yang merupakan mantan politikus bisa menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
Menurut Max, telah terjadi perubahan dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai Demokrat yang memungkinkan AHY menjadi Ketua Umum sehingga Moeldoko juga bisa menjadi Ketum.
“Jadi Kongres (Demokrat) 2015 yang lalu ada anggaran dasar baru yang mereka pergunakan, bahwa tidak perlu ada orang yang sekian lama di partai untuk jadi ketua. Jadi bisa langsung mau dijadikan ketua boleh,” ujar Max, Kamis, 11 Februari 2021 seperti dilansir dari JPNN.com.
Menurut asumsi Max, perubahan mengenai batas minimal di partai untuk menjadi ketua itu seharusnya membuat aturan lain juga tidak dipersoalkan.
“Kalau memang seperti itu, tidak ada kendala bagi yang lain. Kalau mempersoalkan orang lain di Demokrat ya tidak wajar, karena pasal itu mereka sendiri yang bilang sudah tidak ada lagi. Sama saja kalau disebutnya bahwa Moeldoko harus pakai KTA (Kartu Tanda Anggota) dulu, seharusnya sudah enggak ada masalah,” jelas Max.
Mengapa nama Moeldoko dibawa-bawa?
Sebagaimana diketahui, sebelumnya AHY pernah menyebutkan bahwa ada pejabat pemerintahan di lingkaran dekat Presiden Jokowi yang terlibat dalam upaya kudeta terhadap dirinya.
AHY bahkan juga mengirimkan surat resmi kepada Presiden Jokowi untuk mengklarifikasi hal tersebut.
Salah satu politikus Demokrat yaitu Andi Arief kemudian mengungkapkan pejabat pemerintahan yang dimaksud oleh AHY adalah Moeldoko.
“Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko. Kenapa AHY berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi,” tulis Andi Arief di akun twitternya, @Andiarief__.
Untuk diketahui, Moeldoko telah membantah keterlibatan dirinya dan menegaskan untuk tidak melibatkan istana dalam isu ini.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
