Terkini.id, Jakarta – Politikus PDIP sekaligus anggota Komisi III DPR, Arteria Dahlan turut menyampaikan pendapatnya terkait penyebab mengapa pertandingan Persebaya vs Arema FC ditayangkan pada malam hari sehingga memicu terjadinya Tragedi Kanjuruhan Malang.
Pria yang pernah menjabat sebagai pengurus PSSI ini menyebutkan banyak kejanggalan dalam kasus Tragedi Kanjuruhan Malang, termasuk persoalan jadwal tayang.
Arteria Dahlan mengatakan jadwal pertandingan bola yang disiarkan pada malam hari memang jauh lebih menguntungkan dibandingkan sore hari.
Salah satu faktor yang membuat keuntungan pertandingan sepak bola malam hari menggiurkan adalah karena terdapat indikasi perjudian.
“Saya ini mantan pengurus PSSI sejak 2005 tahu betul sepak bola seperti apa. Main siang sama main malam itu berbeda. Main malam pasti penontonnya banyak. Main malam hak siar televisi lebih mahal. Main malam indikasi judinya ada,” ujar Arteria Dahlan, Jumat 14 Oktober 2022.
Arteria Dahlan menilai kekalahan yang diperoleh oleh Arema FC ketika melawan Persebaya mencurigakan lantaran pada saat itu isi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur dipenuhi oleh pendukung Arema FC alias Aremania.
Padahal selama ini Arema FC mempunyai rekor 23 tahun tidak pernah dikalahkan oleh Persebaya jika main di rumah sendiri.
Oleh karena itu, Arteria Dahlan meminta untuk pihak berwenang agar melakukan investigasi terkait apakah ada perjudian dalam laga Arema FC vs Persebaya.
“Ini perlu dicermati (judi). Masa sih main malam penonton full Aremania, kemudian kok bisa kalah 2-3. Saya bukan katakan ini ada perjudian tapi ini harus kita cermati. Kalau ada judi, main seri saja sudah untung itu bandar. Jadi kita harus gali sedalam-dalamnya,” kata Arteria Dahlan.
Arteria Dahlan mengakui hingga saat ini ia hanya menunggu sejauh mana pihak kepolisian akan menangani Tragedi Kanjuruhan Malang.
“Nanti kita akan lihat, pertanggung jawaban polisi sejauh mana. Apakah cukup Kapolres dan Kapolda dicopot. Lalu teman-teman Panpel apa cukup dengan panpel,” tutur Arteria Dahlan.
Hingga berita ini diturunkan jumlah korban dalam Tragedi Kanjuruhan Malang mencapai 132 orang.
Sekitar 600 orang lebih mengalami luka-luka akibat terkena serangan gas air mata pada saat kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Sumber: viva.co.id