Terkini.id, Jakarta – Pegiat media sosial Ferdinand Hutahaean menyoroti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang berbicara soal banjir Jakarta.
Ferdinand mengatakan bahwa apa yang dikatakan oleh Anies semakin memperlihatkan kedunguannya dalam berkata-kata.
Hal itu disampaikan oleh Anies melalui akun media sosial Twitternya, ia menilai bahwa Anies hanya banyak berkata-kata tanpa pernah melakukan aksi nyata.
“Semakin terlihat dungu dalam kata2, begitulah caranya bekerja. Semua diselesaikan dgn kata2, bukan dgn aksi nyata,” ujar Anies dikutip terkini.id.
“Kalau dia tau sungai salah satu kunci penanggulangan banjir, lantas mengapa dia tak normalisasi sungai supaya aliran air cepat dan mengalirkan debit air lebih besar?,” tambahnya.
- Unggah Foto Bersama Ruhut Sitompul, Twitter Ferdinand Hutahaean Dibanjiri Ratusan Komentar
- Ferdinand Hutahaean: Selama Tidak Ada Bukti, Perkataan Anies Baswedan dan Pendukungnya adalah Omong Kosong
- Anies Baswedan Dipanggil KPK Terkait Formula E, Ferdinand Hutahaean Titip Pertanyaan
- Ferdinand Hutahaean ke Anies Baswedan: Sudahlah Lebih Baik Diam, Sudah Tak Berguna!
- Kamaruddin Sebut Hukum Rusak di Tangan Jokowi, Ferdinand Hutahaean: Fokus Kasus Brigadir J, Jangan Beropini Jauh!
Melansir Kompas, 3 November 2021, Anies mengatakan, banjir di DKI Jakarta akan terus terjadi ketika aliran sungai tidak surut ke titik normal.
“Kalau aliran sungainya tidak turun-turun, maka otomatis banjirnya akan terus terjadi,” ucap Anies.
Anies menjelaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta bisa menjamin banjir surut dalam waktu enam jam ketika permukaan air aliran sungai berada dalam kondisi normal.
“Kalau aliran sungai sudah kembali pada titik normal maka 6 jam (sudah harus surut),” tutur Anies.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga mengatakan, Pemprov DKI Jakarta sudah memiliki target banjir surut dalam 6 jam dengan beberapa kondisi yang harus dipenuhi.
Adapun itu yakni, kondisi hujan tidak berada di atas 100 milimeter per hari karena kondisi drainase DKI Jakarta berkapasitas di maksimal 100 milimeter per hari.
Lalu persoalan kondisi aliran sungai yang tidak melebihi permukaan bantaran sungai.
Kondisi ketiga, yaitu hujan sudah reda dan air bisa kembali dipompa keluar wilayah banjir.