Terkini.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) memaparkan hasil penghitungannya terkait dengan perkembangan ekonomi Sulsel pada triwulan pertama di tahun 2021.
Kepala BPS Sulsel, Suntono, memaparkan hasil penghitungannya dengan mengangkat judul Potensi Sosial Ekonomi Sulawesi Selatan Menuju Pemulihan di Masa Pandemi.
Dalam paparannya, Suntono menyampaikan kondisi ekonomi Sulsel di triwulan pertama masih mengalami kontraksi pada angka 0,21 persen, sementara di tahun 2020 kontraksi perekonomian Sulsel berada di angka 0,70 persen.
“Pada triwulan pertama ini pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan masih kontraksi di angka 0,21 persen, masih lebih baik dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar minus 0,74 persen,” katanya dalam kegiatan Coffee Morning yang digelar secara virtual di Makassar, Senin 19 Juli 2021.
Suntono mengungkapkan, gambaran beberapa sektor ekonomi Sulsel yang tumbuh positif pada triwulan pertama tahun 2021. Diantaranya sektor pertanian tumbuh 7,14 persen, sektor informasi dan komunikasi tumbuh 8,73 persen, sektor jasa kesehatan tumbuh 2,32 persen.
- Momentum 356 Tahun Sulsel, Gubernur Luncurkan Proyek Multiyears Rp3,7 Triliun untuk Jalan, Irigasi dan RS Regional
- Rapat Paripurna Hari Jadi ke-356, Menyusun Tema Sulsel Maju dan Berkarakter
- Gubernur Lepas Puluhan Ribu Peserta Jalan Sehat Anti Mager Peringatan 356 Tahun Sulsel
- Sekprov Sulsel Buka Rakor KIPT, Ajak Sinergi Bangun Kawasan Transmigrasi Maju dan Mandiri
- Ikuti Jalan Sehat Anti Mager 356 Tahun Sulsel, Hadiah Rumah, Umroh hingga Sepeda Motor Menanti
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan share-nya mencapai 23,42 persen, sektor konstruksi sumbangannya 13,71 persen, sektor perdagangan besar dan eceran kontribusinya mencapai 13,11 persen, dan sektor industri peranannya tercatat 12,63 persen.
Berdasarkan data BPS, dari sembilan lapangan usaha mengalami kontraksi. Kontraksi terdalam pada sektor transportasi dan pergudangan sebesar 18,04 persen, sektor pertambangan dan penggalian kontraksi 9,57 persen, dan sektor akomodasi dan makan minum kontraksinya mencapai 7,21 persen.
“Untuk pertumbuhan ekonomi menurut pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki share terbesar yakni 56,39 persen di triwulan pertama dan mengalami kontraksi sebesar minus 3,61 persen. Ekspor mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 8,19 persen sedangkan impor mengalami kontraksi paling dalam sebesar minus 15,92 persen,” ungkapnya
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.