Terkini.id, Jakarta – Penelitian terbaru dari Climate Central mengungkap ada 21 kota di dunia ini yang paling rawan tenggelam, termasuk Jakarta dan Bandung.
Penelitian ini melibatkan tim dari Climate Central-AS, Princeton University-AS, Postdam Institute for Climate Impact Research-Jerman, Lamont-Doherty Earth Observatory-AS, dan Institute of Physics-Jerman.
Ilmuwan melakukan prediksi menggunakan proyeksi suhu menuju 4 derajat celcius dan dengan rata-rata kenaikan permukaan laut sebesar 8,9 meter secara global, pada 200 sampai 2000 tahun mendatang.
Dilansir dari detikcom, mereka menggambarkan kondisi berbagai wilayah pesisir paling berisiko di dunia. Analisis mereka terkandung dalam studi bertajuk Unprecedented threats to cities from multi-century sea level rise atau risiko yang belum ada sebelumnya terhadap kota-kota atas kenaikan permukaan laut dalam multiabad.
Hasilnya, ada 50 kota di dunia yang memerlukan rancangan mitigasi baru (jika pun bisa dilakukan) atau justru mengalami kehilangan sebagian atau hampir seluruh wilayahnya. Sebagian besar kota ini ada di Asia.
Studi tersebut juga menganalisis wilayah aglomerasi urban yang paling rawan tenggelam. Aglomerasi urban adalah daerah yang berdekatan dan punya lintas batas administratif.
Dengan skenario pemanasan global 1,5, 2, 3, dan 4 derajat celcius, ini dia kota-kota di dunia yang berabad ke depan rawan tenggelam. Dua di antaranya ada di Indonesia.
21 Kota Paling Rawan Tenggelam di Dunia
1. Haora, India
2. Shanghai, China
3. Hanoi, Vietnam
4. Dhaka, Bangladesh
5. Calcutta, India
6. Shantou, China
7. Mumbai, India
8. Hong Kong, China
9. Osaka, Jepang
10. Tianjin, China
11. Tokyo, Jepang
12. Shenzen, China
13. Karachi, Pakistan
14. Jakarta, Indonesia
15. Surabaya, Indonesia
16. New York, Amerika Serikat
17. Quezon City, Filipina
18. Buenos Aires, Argentina
19. Seoul, Korea Selatan
20. Rajshahi, Bangladesh
21. Cairo, Mesir
Ancaman yang bisa jadi terjadi ini terkonsentrasi di Asia dan adaptasi paling luar biasa sekalipun tidak dapat mengenyahkan semua kekhawatiran. Perlu diketahui juga, jika lapisan es di barat Antartika mulai mencair, maka gambaran dalam penelitian ini bisa jadi lebih parah.
Tetapi, kenaikan suhu yang dibatasi hanya sampai 1,5 derajat celcius sesuai Perjanjian Iklim Paris, bisa menekan dampak yang diprediksi. Dan jika tujuan itu tercapai pun, tetap dibutuhkan mitigasi besar di seluruh dunia.
Utamanya, adaptasi yang dibutuhkan ini sifatnya bagi mereka yang tinggal di pesisir dan dari waktu ke waktu. Hal tersebut turut diperlukan sebagai upaya perlindungan atas lingkungan serta warisan budaya di dalamnya dari ancaman tenggelam.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.