Terkini.id, Jakarta- Pegiat media sosial Chusnul Chotimah sebuah video tindakan agresif anggota ormas yang disebut pendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Video tersebut berisi narasi yang bertuliskan, jejak brutal pendukung Anies di Pilkada DKI 2017.
Chusnul Chotimah turut berkomentar menanggapi video tindakan agresif dari sekelompok ormas yang disebut pendukung Anies Baswedan tersebut.
Chusnul melontarkan komentar melalui akun Twitternya yang diunggah pada Senin 20 Juni 2022.
Chusnul menyebut Habib Rizieq Shihab pernah memberikan perintah untuk mengharamkan jamaahnya memilih Partai Nasdem.
- Bikin Geger! Akun Chusnul Sebut Aparat Indonesia Bungul Usai Lihat Roy Suryo Tertawa dengan Penyangga Leher
- Pembatas Tribun Penonton Jakarta International Stadium Jebol, Chusnul: Masa Kualitas 4,5 T Cuma Segini?
- Geger! Chusnul Sebut Islamophobia Tidak Ada: yang Ada Kadrun Takut Kafir Bangun Tempat Ibadah
- Viral Isu Islamophobia! Chusnul Singgung Kadrun: yang Ada Kafirphobia
- Chusnul Samakan Isu Islamophobia dengan Isu PKI: Politik Identitas Terbarunya Kadrun
Tidak hanya itu, kata Chusnul, Habib Rizieq Shihab juga mengharamkan capres yang didukung Partai Nasdem untuk dipilih.
“Selain ini semua, kadrun juga mengharamkan pilih @NasDem dan capres yg dukung Nasdem, ini perintah Rizieq langsung,” tulis Chusnul.
Lebih lanjut, Chusnul pun menyinggung Partai Nasdem dengan mendoakan agar tidak lupa akan kejadian tersebut.
Sementara itu, video tersebut menampilkan tindakan agresif kelompok ormas yang disebut pendukung Anies Baswedan kepada wartawan Metro Tv.
Video lama tersebut dinarasikan ulang dan kembali diunggah oleh seorang netizen bernama akun @YRadianto pada Senin 20 Juni 2022.
Unggahan video netizen tersebut berjudul “Pendukung Anies, Pembenci Nasdem.
Adapun narasi dalam video tersebut bertuliskan, jejak brutal pendukung Anies di Pilkada DKI 2017.
Selain itu, dinarasikan juga dengan tulisan, intimidasi dari pendukung Anies terhadap Metro TV milik Surya Paloh yang identik dengan Partai Nasdem.
Dalam video tampak seorang wartawan Metro TV tengah diganggu saat melakukan peliputan sebuah aksi dari sekelompok ormas yang disebut pendukung Anies.
Salah satu anggota kelompok tersebut terlihat mengacungkan jempol ke bawah dari belakang wartawan Metro TV.
Video tersebut memperdengarkan teriakan-teriakan dari para anggota yang mengelilingi wartawan saat meliput.
“Kepo, kepo, kepo!” teriak para anggota ormas tersebut.
Terlihat jelas juga, salah seorang anggota ormas tersebut memberikan tindakan fisik dengan mendorong wartawan.
“Usir, usir!” teriak anggota ormas lagi.
Video dilanjutkan dengan menayangkan para anggota ormas yang menggeruduk mobil Metro TV.
Salah seorang anggota ormas melalui pengeras suara berteriak mengusir Metro TV.
“Metro TV mau membela apa itu, suruh keluar itu. Usir, usir!” teriak seseorang dengan pengeras suara.
“Usir Metro TV sebelum Metro TV ditutup,” sambungnya.
Sementara itu, wartawan Metro TV Desi memberikan kesaksian saat melakukan liputan terhadap aksi kelompok ormas yang disebut pendukung Gubernur DKI Jakarta.
Desi mengatakan bahwa telah beberapa kali dirinya mendapat perlakuan tidak wajar, seperti diteriaki dan didorong.
“Beberapa kali saya memang mendapatkan perlakuan yang tidak wajar seperti diteriaki bahkan didorong,”
Menurutnya, saat itu para anggota ormas tersebut telah terlewat batas sampai menghalangi proses peliputan.
“Tetapi yang kali ini, meman mereka sudah kelewat batas, menghalangi peliputan,”
Lantas Desi menjelaskan perlakuan ormas tersebut terhadap para jurnalis saat melakukan peliputan di Masjid Istiqlal.
“Pertama ketika cameraman saya dikeplak karena tidak boleh mengambil gambar, yang kedua mereka melakukan aksi pemukulan dan mengusir kami dari lokasi, Masjid Istiqlal,” ungkapnya.
Video tersebut diakhiri dengan sebuah narasi yang menyebut saat ini Partai Nasdem berharap akan didukung oleh gerombolan pendukung Anies yang demikian di 2024 mendatang.
Adapun netizen yang mengunggah video tersebut berkomentar dengan menyindir Partai Nasdem.
Dia mengatakan, menggandeng Anies Baswedan sama berarti dengan mengajak orang-orang “bar-bar” berpolitik.
“Menggandeng Anies berarti mengajak para bar-bar berpolitik,” tulis akun @YRadianto.
