Terkini.id, Jakarta – Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe tewas usai tertembak di Nara, Jepang, saat sedang menyampaikan pidato kampanye.
Kematian eks PM Jepang, Shinzo Abe membuat pegiat media sosial dan juga aktivis, Nicho Silalahi mengingatkan penguasa untuk berhati-hati jika rakyat marah.
Melalui cuitannya di media sosial Twitter, yang dilihat pada, Jumat 8 Juli 2022, Nicho Silalahi menyebut keberanian Tetsuya Yamagami patut diapresiasi oleh pendukungnya.
Namun, Nicho pun mengingatkan kepada penguasa untuk berhati-hati jika rakyat sudah marah maka apapun bisa dilakukan.
Aktivis ini pun menyampaikan bahwa kemarahan rakyat terhadap penguasa bisa saja rakyat akan menukar nyawa mereka dengan nyawa penguasa.
- Bercermin dari Peristiwa Penembakan Shinzo Abe, Relawan Jokowi: Pengamanan Harus Lebih Ketat!
- Yamagami Tetsuya Penembak PM Jepang Ternyata Bukan Mantan Angkatan Laut Jepang
- Shinzo Abe Tewas Ditembak, Joe Biden: Saya Marah dan Sangat Sedih
- Eks PM Jepang Shinzo Abe Meninggal, Dokter Tifa: Dunia Memang Sedang Tidak Baik-Baik Saja!
- Motif Pelaku Penembakan Shinzo Abe, Merasa Tidak Puas, Dendam pada Organisasi Tertentu
“Mantan Pasukan Berani Mati Jepang Nih Eksekutornya, Apapun Motifnya Namun Keberanian Tetsuya Yamagami Patut Diapresiasi Bagi Para Pendukungnya”, tulis Nicho Silalahi.

“Hati-hati aja Lo para penguasa jika rakyatmu marah maka nyawapun akan mereka tukar dengan nyawamu”, tulisnya menambahkan.
Adapun kronologi dari penembakan Shinzo Abe yakni dirinya tertembak saat sedang berpidato kampanye di Nara. Pidato Abe dilakukan menjelang pemilihan umum untuk majelis tinggi parlemen yang digelar pada minggu depan.
Setelah Abe tumbang karena luka tembak, pihak kepolisian setempat kemudian mengamanka seorang pria terkait penembakan itu.
Pria yang menjadi eksekutor penembakan eks PM Jepang itu diketahui merupakan eks Angkatan laut Jepang.
Abe sempat dilarikan ke rumah sakit setelah tertembak, namun tidak dapat terselamatkan karena mengalami henti jantung alias tidak menunjukkan tanda-tanda vital.
PM Jepang, Fumio Kishida kemudian mengumumkan bahwa Abe dalam kondisi kritis dan dokter sedang berusaha keras untuk menyelamatkan nyawa Abe.
Abe dinyatakan meninggal dunia usai mendapatkan perawatan pada pukul 17.03 waktu setempat.