Terkini.id, Jakarta – Di depan Komisi VI DPR RI, Pertamina mengungkapkan keseriusannya untuk membeli minyak mentah dari Rusia. Pembelian tersebut guna memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri.
Wacana impor minyak Rusia tersebut diiungkapkan Direktur PT Pertamina Nicke Widyawati saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI pada Senin 28 Maret 2022.
Dilansir dari katadata.co.id, Saat ini Pertamina sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Bank Indonesia terkait impor minyak Rusia.
Di tengah konflik perang Rusia Ukraina, pihak Rusia menjual minyak mentah dengan harga yang terlampau murah. Dalam hal ini dilakukan Rusia sebagai akibat embargo ekonomi yang diterimanya dari Amerika dan beberapa negara Eropa.
“Pertamina melihat adanya potensi Rusia yang menjual minyak mentah dengan harga murah akibat sanksi perdagangan dari negara barat, ada peluang untuk membeli dari Rusia dengan harga yang lebih baik,” kata Nicke.
- Pertamina Perkuat Penggerak Energi Negeri di Makassar
- Daftar Harga Terbaru BBM Non Subsidi di Pulau Sulawesi Setelah Turun Hari Ini
- Bisnis Karbon Jadi Cara Pertamina Mengawal Visi Indonesia Menuju Zero Emisi
- Lagi! Pertamina Jatuhkan Sanksi ke 59 SPBU Nakal di Sulawesi, Ini Daftar Pelanggarannya
- Bright Gas Cooking Competition Makassar 2023, Ajang Tanding Chef Rumahan
Untuk menghindari permasalahan politis, Nicke menyebutkan pembelian minyak Rusia tersebut dilakukan dengan skema business to business (B to B) daripada Government to Government (G to G).
Pengamat Ekonomi Energi dan Pertambangan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Fahmi Radhi menyatakan senada dengan Nicke terkait dengan resiko kondisi politik Indonesia.
Menurut Fahmi, jika memang Indonesia membeli minyak mentah Rusia itu tidak akan memberikan pengaruh secara geopolitik terhadap kondisi politik di Indonesia.
Namun Mantan Anggota Tim Antimafia Migas tersebut menegaskan kepada Pertamina untuk jeli melihat kondisi perang yang sedang terjadi terhadap kepastian ketersediaan minyak Rusia.
“Tapi kemudian diperhitungkan juga resiko apakah dalam kondisi perang itu, Rusia masih bisa mengirim minyak mentahnya?” kata Fahmi kepada katadata.co.id pada Rabu 30 Maret 2022.