Terkini.id, Jakarta – Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla turut memberikan tanggapan mengenai keributan soal pemilu terbuka dan pemilu tertutup yang sedang terjadi di dunia politik tanah air.
Jusuf Kalla mengatakan kalau sistem pemilu terbuka merupakan sistem yang cocok bagi pemerintahan Indonesia, namun juga mempunyai sisi negatifnya tersendiri.
“Timbul negatifnya yang (pemilu proporsional) terbuka itu, jeruk makan jeruk. Jadi, sudah benar itu terbuka, yang harus dihindari soal negatifnya itu,” ujar Jusuf Kalla, dilansir dari saluran YouTube suaradotcom, Selasa 10 Januari 2023.
Kemudian, Jusuf Kalla mengingatkan publik bahwa ia adalah sosok yang bertanggung jawab mengubah sistem pemilu proporsional tertutup menjadi terbuka di Indonesia.
Ia berpendapat dengan memakai sistem pemilu yang terbuka, maka masyarakat dapat melihat dan mengenal calon pemimpinnya secara langsung.
“Dulu kan tertutup ya; yang pertama kali mengusulkan terbuka, saya. Itu supaya orang mengetahui siapa yang dia pilih,” katanya.
“Kalau tertutup, calon cenderung tidak berkampanye, partai yang berkampanye. Jadi, segala kegiatan oleh partai, yang paling sulit menentukan nomor-nomor (urut calon),” tuturnya.
Sebagai informasi, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengumumkan bahwa pihaknya akan mendukung sistem pemilu proporsional tertutup.
Hasto Kristiyanto menjelaskan sistem pemilu proporsional terbuka mempunyai dampak yang negatif yakni besarnya jumlah uang yang dikeluarkan untuk kampanye politik.
“Dalam penelitian Pak Pramono Anung, minimum paling tidak ada yang Rp5 miliar untuk menjadi anggota dewan. Bahkan ada yang habis sampai Rp100 miliar untuk menjadi anggota dewan,” ucap Hasto Kristiyanto.