Terkini.id, Jakarta – Belum lama ini, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, yakni KH Mustofa Bisri alias Gus Mus, melontarkan sentilan keras nan pedasnya terhadap MUI.
Ia bahkan bertanya-tanya mengenai kedudukan Majelis Ulama Indonesia itu dan sejenis makhluk apakah gerangan.
Keterangannya itu salah satunya didasarkan dari pelabelan ustaz yang begitu gampang disematkan, asal pintar jubahan, meskipun kelakuan sebenarnya justru seperti preman.
Namun, rupanya hal itu disampaikan Gus Mus jauh sebelum lembaga MUI jadi perbincangan hangat seperti sekarang ini.
Diketahui, kala itu ia menyampaikannya lantaran ada pengurus yang ditangkap karena diduga terlibat jaringan terorisme.
- Ikut Sikapi Situasi Politik Terkini, Gus Mus: Ada Republik Rasa Kerajaan
- Gus Tuba yang 'Gila Hormat' Adalah Cucu Kiyai NU, Nahdliyin Bandingkan Akhlaknya dengan Gus Mus
- Bukan Sorban? Akhmad Sahal: Mengikuti Nabi Muhammad Itu Pakai Batik! Orang Texas Pakai Jeans!
- Bukan Sorban dan Jubah? Akhmad Sahal: Meniru Nabi Itu Pakai Batik!
- Sarankan 'Tak Pakai Semua Masjid untuk Sholat Jumat', Gus Mus: Itu Salah Kaprah
Gus Mus pun mempertanyakan soal peran lembaga bertajuk sekumpulan ulama di Indonesia tersebut.
Sebab, menurutnya, MUI seakan-akan sangatlah dipercaya untuk membuat fatwa terkait hukum keislaman di Tanah Air.
Hal itu diungkap Gus Mus pada sebuah pengajian yang memperingati ulang tahun unit kegiatan mahasiswa di kampus III Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, Senin malam, tepatnya pada 30 Maret 2015 silam.
“Itu MUI makhluk apa? Instansi pemerintah? Ormas? Orsospol? Lembaga pemerintahan-kah? Tidak jelas, kan? Tapi ada anggaran APBN. Ini jadi membingungkan,” ujar Gus Mus, dikutip terkini.id via Hops pada Rabu, 17 November 2021.
“Enggak pernah dijelaskan, ujuk-ujuk (tiba-tiba) dijadikan lembaga fatwa. Aneh sekali.”
Lebih lanjut, Gus Mus kemudain membahas sosal fenomena yang marak terjadi belakangan ini, di antaranya soal ulama ‘jadi-jadian’ di Indonesia.
Saat ini, menurutnya, banyak yang hafal sedikit ayat, tetapi kemudian tampil di layar kaca dan orang-orang yang menyaksikannya bakal menyebut mereka ustaz.
Bahkan, ada juga yang berpakaian layaknya ulama besar, tetapi perangainya justru jauh dari nilai-nilai keislaman.
Menurutnya lagi, hal yang sama sebenarnya juga terjadi di tubuh MUI. Sebab, mereka yang berada di dalamnya pasti disebut sebagai ulama atau tokoh Islam.
Padahal, bisa saja kedudukan anggotanya hanya sebagai sekretaris maupun juru tulis. Kenyataan tersebutlah yang sejauh ini membuat Gus Mus merasa keheranan.
“Kalau sudah pernah tampil di TV adalah ustaz, asal pintar jubahan, meskipun kelakuannya seperti preman,” ungkapnya pedas dan menohok.
“Ya, juru tulis itu akan disebut ulama. Mosok pengurus majelis ulama tidak ulama,” tandasnya penuh kelakar yang kemudian disambut tawa para hadirin.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
