Sebelum Kritik BBM, Politikus PDIP Minta Demokrat Belajar Sejarah dan Matematika
Komentar

Sebelum Kritik BBM, Politikus PDIP Minta Demokrat Belajar Sejarah dan Matematika

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Partai Demokrat yang memberikan kritikannya tentang keputusan Presiden Jokowi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi membuat politikus PDIP, Adian Napitupulu angkat bicara.

Adian Napitupulu yang juga menjabat sebagai anggota DPR RI membalas kritikan Partai Demokrat dengan menyarankan mereka untuk belajar matematika dan sejarah terlebih dahulu.

“Saya menyarankan agar kader Demokrat untuk bisa belajar matematika dan belajar sejarah, sehingga jika membandingkan maka perbandingan itu logis tidak anti logika dan ahistoris,” ujar Adian Napitupulu kepada wartawan, dikutip terkini.id dari cnnindonesia.com, Kamis 8 September 2022.

Lebih lanjut lagi, Adian Napitupulu menyebutkan bahwa pada saat Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai Presiden RI, kenaikan harga BBM jauh lebih tinggi dibandingkan pada masa pemerintahan Presiden Jokowi.

“Di era SBY total kenaikan harga BBM [jenis] Premium Rp4.690, sementara di era Jokowi total kenaikan BBM jenis Premium atau Pertalite Rp3.500. Jadi SBY menaikkan BBM lebih mahal Rp1.190 dari Jokowi,” kata Adian Napitupulu.

Selain itu, Adian Napitupulu juga menyinggung soal kemampuan upah membeli BBM yang pada era Presiden Jokowi jauh lebih besar nilainya dibandingkan ketika SBY menjadi pemimpin Indonesia.

Adian Napitupulu berujar bahwa kemampuan membeli BBM pada masa pemerintahan Presiden Jokowi saat ini bernilai sebesar 464 liter BBM.

“Di era SBY upah minimum, contoh DKI Rp2,2 juta untuk 2013. Dengan BBM harga Rp6.500 per liter maka upah satu bulan hanya dapat 338 liter perbulan,” tutur Adian Napitupulu.

“Di era Jokowi hari ini BBM Rp10 ribu, tapi upah minimum Rp4.641.000 per bulan,” lanjut Adian Napitupulu.

Selanjutnya, Adian Napitupulu menyoroti pembangunan jalan tol pada masa pemerintahan SBY yang hanya bisa membangun 193 Kilometer (KM).

Sedangkan Presiden Jokowi berhasil membangung jalan tol sepanjang 1.900 KM.

“Kalau mau dihitung lebih detail lagi dari jalan tol, jalan nasional non tol, jalan provinsi, jalan kabupaten hingga jalan desa sepanjang 304.490 km. Maka, setiap detik Jokowi membangun tidak kurang dari 1,5 meter jalan kali lebar yang berbeda-beda,” ungkap Adian Napitupulu.

Oleh karena itu, Adian Napitupulu menilai bahwa masa pemerintahan SBY merupakan masa yang kelabu bagi seluruh rakyat Indonesia, kecuali sang penguasa itu sendiri.

Sebagai informasi, Wasekjen Partai Demokrat, Irwan dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapillu) Partai Demokrat, Andi Arief menyatakan bahwa kenaikan harga BBM yang ditetapkan Presiden Jokowi merupakan sikap tidak pedulinya terhadap kondisi warga negara Indonesia saat ini.

“Kenaikan BBM ini adalah bentuk abai dan tidak peduli pemerintah terhadap derita dan kesusahan rakyat saat ini,” imbuh Irwan.

Andi Arief menambahkan bahwa kenaikan harga BBM sama saja seperti sebuah tindakan yang melewati batas.

“Saya kira ini pemerintah sudah melewati batas, cross the line. Ya kita tidak tahu, ini apa yang akan menjadi respons rakyat. Kalau partai Demokrat sudah menolak ini semua,” pungkas Andi Arief.