Terkini.id – Suasana Stadion BJ Habibie di Parepare pada awal November lalu tak sepenuhnya riuh. Di hari ulang tahun ke-110 PSM Makassar, tim tuan rumah hanya bermain imbang 1–1 melawan Madura United. Di tengah sorak yang terdengar setengah hati, nama Savio Roberto kembali disebut-sebut.
Gelandang asal Brasil itu didatangkan untuk menjadi otak permainan PSM musim ini—pengatur tempo, pemberi arah, dan pencipta peluang. Namun sebelas pekan kompetisi berjalan, versi terbaik Savio belum juga muncul.
Pemain berusia 29 tahun itu baru mencetak satu gol dan belum menorehkan assist. Dari tujuh kali tampil, ia membukukan 132 umpan sukses dari 157 percobaan. Angka yang impresif di atas kertas, tapi tak banyak berbuah ancaman di depan gawang lawan. Ia hanya melepaskan tujuh tembakan, empat di antaranya tepat sasaran.
Di Tengah Lapangan yang Melambat
Savio sebenarnya punya bekal yang lengkap. Visi bermain tajam, sentuhan pertama lembut, dan kemampuan mengontrol tempo. Namun, ketika bola melewati kakinya, ritme permainan PSM justru sering melambat. Ia tampak nyaman menguasai bola, tetapi belum cukup aktif mencari ruang atau memecah kebuntuan di antara lini pertahanan lawan.
Struktur permainan tim juga belum banyak menolongnya. Sejak kepergian Wiljan Pluim, lini tengah PSM seperti kehilangan roh penggerak. Savio diharapkan mengisi kekosongan itu, namun aliran bola di antara lini belum stabil.
Mencari Kombinasi Ideal
- KKMB UIN Alauddin Makassar Gelar Latihan Kader Tingkat 2
- 33 Pasangan Pasutri Mengikuti Nikah Massal di Makassar
- Jaga Bumi, Telkomsel dan AKADS Tanam 1000 Bibit Mangrove di Pesisir Pantai Pangkajene
- BI Sulsel Secara Tutup Bulan Ekonomi dan Keuangan Syariah 2025, Zona Khas dan Juleha Meningkat
- Menembus Kota dan Karst: BYD ATTO 1 di Jalur Makassar--Maros
Pelatih mencoba memperbaiki keseimbangan tim dengan mengembalikan Akbar Tanjung ke posisi naturalnya sebagai gelandang bertahan. Di belakang, duet Yuran Fernandes dan Aloisio Soares kembali memberi rasa aman. Kombinasi ini diharapkan bisa memberi Savio ruang lebih untuk bergerak ke depan tanpa harus turun terlalu dalam.
Namun hasilnya belum terlihat nyata. Dalam empat laga terakhir, PSM belum sekalipun menang. Tiga kali imbang, sekali kalah. Daya dobrak tim seperti teredam, dan kepercayaan diri pemain depan mulai terkikis.
Beban di Bahu Sang Dirigen
Bagi Savio, tekanan itu kian terasa. Publik Makassar menuntut penampilan “gacor” dari pemain asing. Di Parepare, ia tampak frustrasi.
“Kami sudah berjuang keras di lapangan, tapi hasilnya belum sesuai harapan. Tentu ini sangat mengecewakan bagi kami semua,” ujarnya usai pertandingan melawan Madura United.
PSM kini masih duduk di papan tengah klasemen. Bagi tim sebesar Juku Eja, posisi itu jauh dari ideal. Liga masih panjang, tapi waktu tidak selalu bersahabat bagi mereka yang lambat menyesuaikan diri.
Makassar menanti orkestra yang hidup di lini tengahnya. Dan di tangan Savio Roberto, tongkat dirigen itu masih bergeming—menunggu saat yang tepat untuk mengembalikan harmoni permainan PSM.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
