Terkini.id, Bantaeng – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memuji kualitas bawang yang ada di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Menurutnya, Bantaeng mampu menjadi sumber bibit di Sulsel, bahkan secara nasional.
“Loka dan Bantaeng ini bahkan bisa menjadi sumber bibit bawang putih nasional, khususnya regional Sulsel,” kata Mentan SYL usai melakukan panen bawang di Loka, Desa Bonto Lojong, Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu.
Dia mengungkapkan, bawang yang ada di Bantaeng memiliki daya saing. Menurutnya, bawang di Bantaeng ini memiliki kualitas tak kalah hebatnya dengan bawang putih impor.
“Dan kita lihat hasil bawang putih bisa bersaing dengan bawang putih impor yang ada rasanya enak dan besar juga. Inilah prospek yang ada sehingga kita harus dorong,” jelas dia.
- Siap-Siap Warga Makassar, Gowa dan Takalar Hari Ini 29 September Listrik Padam Lagi
- Pengumuman! Tarif Jalan Tol di Makassar Resmi Naik Hari Ini, Segini Rinciannya
- Hari Ini Pameran Seni Rupa dan Pasar Seni Dispar Makassar Dibuka, Catat Rangkaian Acaranya
- Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik di Kendari, Jumat 29 September
- Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik di Makassar, Jumat 29 September 2023
Mantan Gubernur Sulawesi Selatan tersebut menyebut bahwa tantangan di masa pandemi Covid, tak harusnya sektor pertanian ikut terdampak.
Dia berpesan agar seluruh Gubernur dan Bupati saling bertautan, makin memperkuat komunikasi dan koordinasi seputaran lahan dan pertanian yang ada.
“Kita sangat pahami bahwa kondisi dunia yang mengalami tantangan Covid. Saya sudah persiapkan, sesuai perkiraan kita over stock. Para bupati cek lahan pertanian, para gubernur juga kita minta mengkoordinasikan pertanian dengan para bupati. Tentu kita berharap Covid ini tidak ganggu ketahanan pangan,” jelasnya.
Dia menegaskan bahwa produktivitas di sektor pertanian harus ditingkatkan, termasuk tanaman bawang putih.
“Bawang putih kita masih impor kan, kalau kita sikapi, perhektar akan memberi dukungan yang besar,” jelasnya.
Selain itu, dia juga menyinggung soal pupuk subsidi yang terjadi di hampir seluruh daerah. Menurutnya, angka permintaan subsidi sedikit diturunkan.
Sebab Kementerian Pertanian tengah mendorong para petani untuk memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal itu semata-mata, agar roda perputaran ekonomi terus bergerak.
Dia mengatakan, sepantasnya yang mendapat subsidi adalah petani yang berada pada tataran lahan marginal atau petani yang hanya memiliki lahan tak lebih luas dari empat hektare.
“Subsidi kita tidak tingkatkan karena kita mendorong KUR supaya ada perputaran ekonomi. Yang kita subsidi yang betul-betul bagi petani yang lahan marginal. Petani yang lahannya sudah empat hektare tentunya kita tidak subsidi lagi,” kata dia.
Untuk mensiasati pupuk subsidi ini, Mentan SYL meminta petani agar melakukan inovasi penggunaan pupuk organik.