Terkini,id, Jakarta – Pegiat media sosial, Yusuf Muhammad menanggapi klarifikasi Ichwan Tuankotta mengenai ceramah Habib Bahar bin Smith yang dinilai menghina Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurachman.
Pasalnya, Yusuf Muhammad menilai bahwa kuasa hukum Bahar bin Smith itu sama saja dengan kliennya.
“Sudahlah, tangkap juga kuasa hukumnya. Mereka sama saja!” kata Yusuf Muhammad melalui akun Twitter pribadinya pada Senin, 20 Desember 2021.
“Wibawa negara jangan sampai dipermalukan.Tak ada manusia paling bejat di dunia ini, kecuali bandit berkedok agama,” sambungnya.
Sebelumnya, Video Bahar bin Smith yang
- Dihukum 6 Bulan Penjara, Bahar bin Smith Bebas 1 September Nanti
- Soroti Vonis Penjara Bahar Bin Smith, Chusnul Chotimah: Indonesia Darurat Kebohongan!
- Habib Bahar Semprot Ferdy Sambo: Menutupi Kasus KM 50, Allah Balas!
- Amanda Manopo Ucapkan Selamat Ulang Tahun Untuk Habib Bahar: Sehat Selalu
- Sindir Keras Soal Capres 2024, Habib Bahar: Pada Khianat Semua!
menyeret nama Jenderal Dudung Abdurachman menjadi sorotan netizen.
Dalam video yang beredar, Bahar menyebut Dudung “Jenderal Baliho” dan mempertanyakan kiprahnya sewaktu terjadi erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur beberapa waktu lalu.
“Mana yang kemarin nurunin balihonya Habib Rizieq? Mana Jenderal baliho mana yang kemarin nurunin baliho Habib Rizieq? Yang kemarin ngomong bubarkan saja FPI, mana kok nggak keliatan di Semeru? Mana? Kok malah FPI yang ada di sana,” ujar Bahar, dilansir dari CNN Indonesia.
Selain itu, Bahar bin Smith menyinggung pernyataan Dudung bahwa Papua adalah saudara yang harus dijaga.
Ia menilai bahwa Dudung keras kepada organisasi masyarakat (ormas) Islam, namun malah menyebut OPM yang jelas teroris ebagai saudara.
“Berapa banyak prajurit TNI dan Polri yang dibunuh dibantai oleh OPM? Kok malah dianggap saudara dan mau dirangkul, OPM harusnya dibasmi, diberantas,” tambah Bahar dengan nada tinggi.
Terkait ini, pengacara Bahar bin Smith, Ichwan Tuankotta mengatakan bahwa ceramah itu harus dipahami keseluruhan.
“Jangan dipotong-potong makna ceramahnya itu. Maksud itu peristiwa di Semeru itu, beliau (Dudung) teriak bubarkan FPI. Tapi FPI yang hadir duluan di sana. Bahkan ada pemasangan bendera HRS,” kata Ichwan.
“Jadi FPI yang dibubarkan kok FPI yang lebih dulu ke Semeru dibandingkan Jendral Dudung. Kuncinya di situ. Itu bagian dari mengkritik kebijakan pemerintah,” tambahnya.
Ichwan juga mengatakan bahwa kritik terhadap Dudung dalam ceramah itu bermula ketika Bahar mendoakan para korban erupsi Semeru.
“Jadi penderitaan korban Semeru adalah penderitaan kita juga, mereka yang kehilangan harta bendanya sama seperti kita kehilangan harta benda kita, mereka yang kehilangan keluarganya sama seperti kita kehilangan keluarga kita,” katanya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.