Terkini, Makassar – Dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin (Unhas) Muhammad Iqbal Djawad meraih gelar akademik guru besar atau profesor.
Pengukuhan Guru Besar ini dilakukan langsung oleh Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc pada Selasa 18 Februari 2025 melalui Rapat Paripurna Senat Akademik Universitas Hasanuddin.
Pria kelahiran 13 Maret 1967 tersebut menyampaikan meraih gelar guru besar dengan judul “Fisiologi Lingkungan, Bioenergetika dan Stresor: Tantangan yang Dihadapi Akuakultur.
Kepada terkini.id, buah hati dari Almarhum Drs Abdul Djawad (Bantaeng) dan Almarhumah Rostinah Djawad asal Kecamatan Kajang Bulukumba tersebut menyampaikan bahwa ilmu yang ditekuninya itu sejak tahun 1991.
“Ilmu yang saya tekuni sejak tahun 1991 ini secara umum mengeksplorasi bagaimana berbagai faktor lingkungan mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan hidup organisme akuakultur, serta bagaimana prinsip-prinsip bioenergetika dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi pakan dan pertumbuhan ikan,”urainya.
- Kisah Perjalanan Munafri Arifuddin yang Menginspirasi Mahasiswa Hukum Unibos
- Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Dorong Ekonomi Sirkular di SDGs Action Forum Bappenas
- Prof Nurhayati Desak Izin Operasional GMTD Dicabut, Terlalu Fokus Membangun Rumah Mewah
- Pemkab Jeneponto Perkuat Sinergi CSR, Kolaborasi Bersama BUMN dan BUMD
- Alamsyah Tekankan Kualitas Konten sebagai Citra Lembaga dalam Rapat Kehumasan Bawaslu Pangkep
Dirinya juga memaparkan sejumlah pandangan keilmuannya yakni tentang fisiologi lingkungan, Bioenergetika dan Stresor: Tantangan yang dihadapi Akuakultur.
“Berawal ketika saya menjadi Larviculture Specialist di PT Sulawesi Agro Utama Bulukumba pada tahun 1989-1989 yang membangkitkan rasa ingin tahu tentang bagaimana suatu proses perkembangan dan kelangsungan hidup organisme akuakultur yang berevolusi dengan mekanisme fisiologis dan perkembangan yang rumit untuk beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah,”tuturnya.
“Pada tahun 1990, saya beruntung mendapatkan beasiswa Pemerintah Jepang Monbusho untuk belajar selama tujuh tahun pada Professor Kenji Namba di Hiroshima University yang mempunyai spesialisasi Fisiologi Hewan Air dan sub specialisasi sistem metabolisme, pernafasan dan cirkulatori larva dan ikan dewasa,”imbuhnya.

“Di sini saya mempelajari dan melakukan penelitian sistem-sistem ini pada larva ikan red sea bream (Pagrus major), ikan Japanese flounder (Paralicthys olivaceus), ikan Ayu (Pleocoglossus altivelisy dan Skipjack Tuna (Katsuwonus pelamis),” katanya lagi.
Kembali ke Indonesia pada tahu 1997, dirinya melanjutkan penelitian lanjutan tentang larva jenis ikan-ikan yang siklus hidup dan variable lingkungan yang sesuai dengan iklim Indonesia yaitu tropis dengan tingkat kelangsungan hidup rendah di bawah 2590 yaitu larva ikan-ikan Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus), Kerapu bebek atau kerapu tikus (Chromileptes altivelis), baronang (Siganus guttatus), bandeng (Chanos-chanos), kakap (Lates calcarifery dan kuda laut (Hippocampus barbouri).
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
